Selasa, 06 September 2011

[STORY] Untitled Part 2


sebelumnyaaaa...
Apartment Soo Yun. Waktu yang sama.
“Gimana aku gak marah coba, Yun-ah!? Jelas-jelas Jinki masuk dan pergi dengan Park Ye Eun didepan mataku! Padahal, selama ini aku percaya bahwa Jinki tidak akan meladeni wanitu itu! Makanya, sewaktu aku melihat Hyunra dan Minnie hyung bercanda di taman, aku jadi berniat untuk mendekatkan mereka dan menyadarkan Jinki kalau apa yang sudah dia perbuat itu salah.”tegas Kyuhyun.Dia baru menceritakan kejadian beberapa hari yang lalu itu pada Soo Yun.
Di belakangnya, Soo Yun terdiam, tidak menanggapi apa-apa. Aigooo Kyu, mianhe aku tidak bisa menceritakan yang sebenarnya padamu.
“Apa tidak akan apa-apa kalau kau mencampuri masalah mereka terlalu jauh begini?”Soo Yun akhirnya buka suara juga.
“Hyunra adalah adik kesayangku dan aku tidak terima kalau Jinki perbuat seperti itu pada Hyunra.Enak saja dia main belakang dengan perempuan itu disaat Hyunra sedang gelisah melihat berita yang sedang marak.Aku masih tidak percaya kalau Jinki berbuat seperti itu.”sesal Kyu.
“Kenapa harus marah? Tuh, liat… mukamu udah ribet duluan! Hehehee… Tapi kan kamu gak sampai harus ikut campur sejauh ini, chagi…” Soo Yun merangkulnya hangat dari samping.
“No, dear… I’m not! Memang sudah seharusnya aku mencoba berbuat yang terbaik menurutku untuk adik kesayanganku ini. Dan kau juga sebagai sahabatnya, pasti tidak mau kan kalau sahabatmu itu sedih berkepanjangan? Akan lebih baik kalau ada seseorang yang menemaninya.”Kyuhyun menjawab halus.
Soo Yun akhirnya mengangguk pelan. Dia tidak mau kalo Hyunra menjalani ini semua sendirian, tapi disisi lain dia juga tidak bisa membantu apa-apa. Mungkin ide Kyuhyun ini bisa membuat Hyunra lebih baik. “Tapi, apa Minnie oppa tidak apa-apa? Jadwal kalian kan juga sangat banyak. Apa tidak merepotkannya kalau harus begini?”
Kyuhyun menggeleng. “Aniyoo… Malah, aku merasa kalau dia senang sekali aku meminta bantuannya.”
*                                                          *                                                          *


Sebelum pulang setelah makan malamnya selesai, Hyunra membeli sekotak pastry untuk Kyuhyun yang akan dititipkannya melalui Sungmin. Namun, Hyunra terkejut mendapati sosok tegap yang berdiri membelakanginya, sama-sama mengantri untuk membayar di kasir.
“Min-hoo…?”sapa Hyunra terbata.
Sosok yang menutupi mulutnya dengan syal tapi Hyunra masih saja mengenalinya karena sudah dua tahun belakang ini hamper tiap hari ditemuinya, berbalik badan dan, somehow, tersenyum manis kea rah Hyunra. “Noona? Hey, apa kabar?”sapanya dengan halus.
“Baik,”jawab Hyunra.“Kau sendiri bagaimana?”
Minho mengangguk semangat.“Baik juga!Aigoooo, sudah berapa lama kita tidak bertemu, noona?Rasanya sudah lama sekali.Kenapa sekarang jarang sekali main ke dorm atau mengunjungi kami latihan?”
“Aku… aku sibuk!” jawab Hyunra gugup.
“Oh begitu ya?Pantas saja Onew hyung jarang bisa menghubungimu. Sampai-sampai dia bertanya kalau yang jadi artis itu siapa! Hahahaa… Noona kesini bareng siapa?”tanya Minho yang sukses membuat Hyunra kaku. Tiba-tiba saja Sungmin memanggil Hyunra dan terjawablah pertanyaan Minho tadi.
“Hyunra!Bisa kau kesini sebentar?”panggil Sungmin lagi masih tidak sadar ada Minho disana.
Minho yang mendengarnya pun ikut menoleh dan raut terkejutnya tidak bisa disembunyikan lagi. “Noonaa… Kau, kau bersama Sungmin hyung?Kenapa?Bukankah tadi kau bilang sedang sibuk?Tapi kenapa kau malah berjalan-jalan dengannya?Kenapa kalau kau punya waktu tidak mengunjui Onew hyung?Apa kau tidak tahu kalau akhir-akhir ini Onew hyung selalu memikirkanmu? Selalu menunggumu menghubunginya?Aku tidak percaya dengan apa yang aku lihat sekarang.”seru Minho, tepat ketika Sungmin mendekati mereka.
“Oh ada Minho rupanya. Hai Minho!Beli kue juga?”sapa Sungmin.
Minho hanya membungkuk kecil.“Noona, apa kau ada masalah dengan Onew hyung?”tanya Minho lagi, tidak menggubris Sungmin.
Hyunra menghela napas berat.“Aku, aku sudah tidak menyayangi hyungmu, Minho-ya.”ujar Hyunra terbata. Airmatanya sudah merebak.Sungmin yang tidak tega melihatnya langsung merangkul Hyunra pelan membuat Minho semakin membelakakan matanya yang sudah bulat itu.
“Noo-noona, kau bercanda kan?”seru Minho tidak percaya dengan apa yang diucapkan Hyunra dan apa yang ia lihat.
“Mianhe Minho-ah, sepertinya kami harus segera pulang.Annyeong!”pamit Sungmin sambil memapah Hyunra keluar dari toko kue, meninggalkan Minho yang terbengong sendirian.
Dengan terburu-buru ia langsung membayar kue yang dibelinya dan berlari menuju dorm yang letaknya memang tidak terlalu jauh dari toko kue itu. Secepat kilat ia berlari sampai syal yang dipakainya untuk penyamaran malam ini terlepas membuat yeoja-yeoja yang sedang berada di sepanjang jalan yang Minho lewati histeris melihat sosok idolanya. Tapi Minho tidak terpengaruh dan sepuluh menit kemudian ia sampai di dorm. Ia hanya menemukan Jonghyun, Key, dan Taemin. Ia tidak melihat Onew.
“Hosh… Hosh… Onew hyung, ke-kemana?”tanyanya langsung.
“Hey! Kau kenapa?Nampak seperti yang sudah lari marathon saja!”ujar Jonghyun heran. Minho masih saja ngos-ngosan dan Taemin memberinya segelas air minum.
“Minum dulu, hyung…”kata Taemin. “Onew hyung sedang di kamarnya.Sepulang dari latihan drama musikalnya tadi dia langsung masuk.Tidur kali…”lanjutnya.
Minho menggeser kursi meja makan dan langsung duduk. “Tadi aku bertemu dengan Hyunra noona di toko kue…”
“Wah?Kenapa kau tidak mengajaknya kemari?Aku rindu memasak dengannya.Sudah lama dia tidak kesini…”celetuk Key.
“Tapi, dia bersama Sungmin hyung!”lanjut Minho membuat semua member disana terkejut.
“Jeongmal!?Kau salah lihat mungkin, Minho-ya…”ujar Jonghyun.
“Aniyoo..Dia yang menyapaku dan aku bahkan sempat mengobrol dengannya.Jadi tidak mungkin aku salah lihat, hyung.Tapi kemudian, dia bilang sesuatu yang bikin aku benar-benar shock!”ujar Minho sedikit pelan.
“Mwo?Mwo?Mwo?”tanya Key penasaran.
“Dia bilang…”Minho melirik sebentar kea rah kamar, takut hyung tertuanya mendengar. “Dia sudah tidak menyanyangi Onew hyung lagi.Makanya dia tidak mengunjungi kita lagi dan tidak menghubungi Onew hyung lagi.”
“JONGMAL?”seru Key tidak percaya. “Aaaahh—noona pasti bercanda!”
Minho menggeleng.“Tidak, tidak!Dia terlihat sangat serius.”
“Lalu, karena dia sudah tidak menyayangi Jinki, dia seenaknya jalan-jalan bersama Sungmin hyung? Perempuan macam apa itu? Membiarkan Onew hyung bingung memikirkannya karena sudah beberapa hari terakhir tidak bisa dihubungi tapi sendirinya malah asyik berduaan dengan Sungmin hyung!”geram Jonghyun.
“Ya! Hyung! Jangan sembarangan menuduh! Pasti ada alas an kenapa Hyunra noona pergi dengan Sungmin hyung. Dan pasti ada alas an yang membuat Hyunra noona bilang seperti itu. Tidakkah kau ingat berita yang marak akhir-akhir ini mengenai Onew hyung? Menurutku, itu adalah alas an yang membuat noona seperti itu.”bela Taemin.
“Iya hyung… Mungkin yang dibilang Taemin ada benarnya. Kita sendiri kan tahu kalau Hyunra noona bukan orang yang seperti itu. Dua tahun kita mengenalnya, hamper seumur SHINee! Dan tidak pernah sama sekali kita melihat noona bertingkah aneh. Baru kali ini saja kan?”cerocos Key.
Jonghyun mengangguk-angguk.
“Aku rasa, Hyunra noona sedang tertekan.”celetuk Minho.
Key langsung menoleh. “Apa maksudmu?”
“Yah, aku merasa kalau noona sedang tertekan.”ulang Minho.
“Waeyo, hyung?”tanya Taemin.
“Karena dia menangis.Sewaktu dia bilang hal itu padaku, dia sambil menangis.Kalau memang kenyataannya noona sudah tidak menyayangi Onew hyung lagi dan berpaling pada Sungmin hyung, kenapa dia menangis?”jelas Minho.
“Pasti ada sesuatu dibalik sesuatu.Kita harus mencari taunya diam-diam!”ujar Jonghyun.
Taemin mengangguk semangat. Key langsung mengangkat jempolnya.
“Untuk sementara, jangan sampai Onew hyung tahu masalah ini. Ini adalah rahasia kita! Arraseyo??”ujar Key.
Semua member menyetujuinya.Tapi, tanpa mereka sadari, Jinki mendengar semuanya dibalik selimutnya.
*                                                          *                                                          *
Hyunra membuka perlahan pintu apartment Soo Yun.Ia disambut sahabatnya dengan ekspresi wajah yang sedikit terlihat cemas, sedangkan ia sendiri terlihat seperti habis menangis.
“Kau kenapa?”tanyaSoo Yun khawatir.
“Gwenchanayo, Soo Yun-ah. Aku hanya sedikit tidak enak badan dan kurang tidur.”jawab Hyunra.
“Benar kau tidak apa-apa?Tapi, aku melihatnya ada apa-apa!”desak Soo Yun.
Hyunra menggeleng. “Ne, naega gwenchanayo..Hmmm Soo Yun-ah, aku rasa, aku mau mengambil cuti satu semester dulu.Aku akan mengunjungi eomma di Belanda dulu.”ujar Hyunra tiba-tiba. Eommanya memang tinggal di Belanda.Setelah appa-nya meninggal, Hyunra beserta eomma dan adiknya memutuskan untuk pindah ke Belanda, dimana keluarga eommanya tinggal.
“Waeyo, hyunra-ya?”
Hyunra tersenyum kecil.“Aku hanya merindukan eomma dan adikku.Sudah lama ku tidak bertemu dengan mereka.” Setitik air hampir meneters di pipinya, namun langsung ia hapus. Ketika akan berkata-kata lagi, ponsel di tasnya bergetar. Setelah memandangi monitor hp-nya sesaat, nomornya tidak ia kenal, Hyunra pun menekan tombol reject. Hyunra memang orang yang tidak suka menerima telefon dari nomor yang tidak ia kenal, ia lebih suka mereject dan menunggu sms dari nomor itu. Tidak lama kemudian, ponselnya bergetar lagi. Lalu, ia menekan tombol reject lagi. Begitu seterusnya sampai ponselnya tidak bergetar lagi.
“Nugu?”tanyaSoo Yun penasaran karena dari tadi ia melihat Hyunra mereject telefon itu terus menerus. Hyunra tidak menjawab.“Jinki?”tebaknya. Hyunra masih tidak menjawab.“Sudahlah Hyunra-ah, kalau kau memang tidak bisa melakukannya, jangan kau teruskan. Lawan si Park Ye Eun itu! Kau ini malah membuatnya semakin diatas angin tau!”kesal Soo Yun.
Lagi-lagi Hyunra tidak menjawab apapun.Hyunra juga tidak merespon sedikitpun.Soo Yun menghela napas.
“Hhhhhh, aku sedih melihatmu seperti ini Hyunra.Katakanlah padaku apa yang harus aku lakukan agar kau tidak terlihat seperti ini?”
“Mianhe, Soo Yun-ah. Aku tidak bermaksud membuatmu sedih.Aku juga minta maaf karena telah membuatmu ikut memikirkan masalahku ini.Tapi, memang hanya ini yang bisa kulakukan.Aku tidak ingin impian Jinki hancur hanya gara-gara Ye Eun membocorkan hubungan kami.Biar aku yang menjauh dari Jinki dan dunianya.Harusnya, dari awal aku tau kalau duniaku dan dunianya berbeda. Tapi, kau jangan sekali-kali melakukan apa yang aku lakukan pada Kyu oppa ya!” ujar Hyunra setengah bercanda.
“Aish, kau ini.Harusnya kau juga bilang seperti itu pada dirimu sendiri. Dasar babo! Jadi, kapan kau akan berangkat?”Akhirnya Soo Yun mengijinkan Hyunra pergi.
“Mungkin sore ini.Aku sudah mempersiapkan semuanya.”jawab Hyunra.
*                                                          *                                                          *
“Kau kurusan sekarang.”ujar Kyuhyun. “You know what, Jinki, di dunia ini Cuma ada dua macam laki-laki: si egois dan si bangsat. Dan aku tau kau masuk kategori mana.”lanjutnya.
“You are, hyung!” Jinki tertawa pelan.“Soo Yun-ah, gomawoyo sudah memberitahuku tentang Hyunra sekarang.”ujar Jinki sambil membungkuk.
“Cheonmanayo Jinki-ah… Aku melakukan ini karena saying pada kalian berdua.Walaupun sebenarnya aku masih jengkel terhadapmu yang seenaknya mengambil keputusan tanpa memberitahu Hyunra. Kalau tidak kan mungkin tidak akan kacau seperti ini. But, overall, aku bangga padamu Jinki-ah…” Soo Yun tertawa kecil, mengingat cerita Jinki yang tadi ia dengar dari Kyu.
“Jinki, ini print out dari e-tickets untuk flight malam ini. Untungnya appa-ku bisa meminta bantuan temannya yang punya travel untuk memesankan tiket satu untukmu.Temanku sudah mempersiapkan segalanya.Jadi, kau hanya tinggal berangkat saja malamini.Besok pagi, kau sudah sampai ke Belanda.”ujar Sungmin sambil menyodorkan beberapa lembar kertas putih.
“Jeongmal gomawoyo, hyung!Aku tidak tahu harus bilang apa lagi…”ujar Jinki.
Sungmin tersenyum. “Take it easy, buddy! Kau dan Hyunra bukan orang kemarin sore buatku. We’ll figure out things together, ok?”
“Ne, hyung! Kami akan bilang pada manajer hyung kalau kau sakit dan izin 3 hari untuk pulang ke Gwangmeong. Tapi ingat ya hyung, kami Cuma bisa minta ijin 3 hari…”tekan Key.
“Jeongmal gomawoyoooooo….”seru Jinki sambil loncat-loncat, memeluk satu persatu hyung dan dongsaengnya, sangtae-nya keluar.
*flashback*
Jinki langsung menyambar jaket dan kunci mobilnya yang terletak diatas meja. Para dongsaeng yang terkejut atas ulah Jinki yang tiba-tiba itu sempat mencegah Jinki dan menanyakan akan pergi kemana hyung-nya itu.
“Hyung!Kau mau kemana?”tanya Minho sambil menarik lengan Jinki.
“Lepaskan aku!Aku harus bertemu dengan Sungmin hyung…”jawab Jinki.
Key berjalan perlahan kea rah Jinko. “Hyung… Kau mendengar percakapan kami barusan?”
Jinki mengangguk.
“Aku pikir, kau tidak mendengarnya. Maafkan kami hyung…”
“Gwenchanayo, Kibum-ah… Maka dari itu, aku harus menemui Sungmin hyung sekarang. Aku akan bertanya kenapa dan ada apa. Kalau aku diam saja, maka apa yang akan aku lakukan akan sia-sia!”ujar Jinki.
“Memangnya kau akan melakukan apa, hyung? Bukan bunuh diri kan?”tanya Jonghyun asal.
“Dasar pabo!Memangnya aku sebodoh itu, huh?Aku pergi sekarang!”pamit Jinki.
“Aaaaahh, aku ikut, hyung!”seru Minho.
“Aku juga!”Jonghyun mengintil dari belakang.
“Taem, kau jaga rumah baik-baik ya, nak!”
Tinggalah Taemin seorang diri menunggu dorm yang sepi. Padahal, dia ingin ikut juga, mengetahui apa penyebab noona tersayangnya itu berubah secepat kilat. Taemin sangat yakin kalau berita yang sedang marak adalah pengganggu semua ini.Sementara itu, SUV putih yang dikendarai Jinki sudah memasuki pelantara parkir dorm anak-anak Super Junior.Jinki menelepon Sungmin dan memberitahunya kalau dia berada di parkiran dan ingin membicarakan sesuatu. Tak lama kemudian,Sungmin turun lalu mengajaknya ke cafetari ayang letakya masih satu arena dengan dorm.
Terbongkarlah semuanya. Ancaman Ye Eun, Kyuhyun yang memergoki Jinki pergi berdua dengan Ye Eun dan membuat Kyuhyun mencoba mendekatkan Hyunra dengan Sungmin. Jinki langsung terlihat lemas mendengar semuanya.
“Jadi Minho-ya, semuanya hanya salah paham saja. Aku tidak mungkin merebut Hyunra dari Jinki karena aku tau dia sangat menyayangi Jinki.Aku juga…”Sungmin terdiam sebentar.”Aku juga sudah menganggap Hyunra seperti adik sendiri.”lanjutnya.
“Mianhe, hyung.Aku hanya kaget melihat kalian berduan keluar bersama.”sesal Minho.
Sungmin mengangguk. “Gwenchanayo… Aku mengerti.”
“Aku harus segera menemui Kyu hyung dan menjelaskan semuanya.Apa yang ia lihat itu tidak seperti yang ia pikirkan. Aku sudah tau Ye Eun mengancam Hyunra!”ujar Jinki.
“Mwo!?Kau sudah tahu?”tanya Sungmin kaget. Jinki mengangguk.“Lalu kenapa kau diam saja tidak melakukan apapun dan membiarkan Hyunra larut dalam kesedihan?”tanya Sungmin lagi.
“Aku..Tadinya aku ingin menyelesaikan masalah ini sendiri.Aku tidak tega menyertakan Hyunra, sudah cukup ancaman Ye Eun membuatnya sedih.Aku hanya ingin Hyunra bahagia. Hyung, apa Kyu hyung ada di dorm?”tanya Jinki.
Sungmin mengangguk.“Ne!aku akan meneleponnya dan menyuruhnya kesini.”
Tidak lama kemudian, Kyuhyun tiba di cafeteria.Begitu melihat Jinki, amarahnya kemabli meletup.Dia langsung menyerang Jinki dengan memegang kerah baju hoobaenya itu.
“Kau!!!”hardik Kyu, tidak bisa mengontrol emosinya.
“Kyu! Kau dengarkan dulu penjelasannya! Jangan seperti ini…”cegah Sungmin.Perlahan Kyu menurukan tangannya.
“Kenapa kau melakukan ini pada Hyunra, Jinki-ah?Padahal aku percaya kalau kau tidak akan meladeni perempuan itu.”ujar Kyu.
Jinki menghela napas. “Hyung, aku memang tidak meladeni Ye Eun-sii.”
“Bohong! Jelas-jelas aku melihat kau pergi bersama dengannya…”
“Hyung!”potong Jinki.
“Hari itu aku memang pergi berdua dengan Ye Eun…” Lalu, Jinkipun menceritakan semuanya.
*                                                          *                                                          *
Pagi yang chaotic.Bahkan jam tujuh ini Hyunra sudah nongkrong di teras rumah yang ditempati oleh eomma dan adiknya di Belanda. Sambil sarapan dengan tuna sandwich with scrambled eggs plus chocogrande karena diingatnya dari kemarin ia belum makan dan sekarang kelaparan, ia menyalakan laptopnya dan langsung mendapatkan sebuah email dari…

Date : Wed, 5 Jul 2011 19:18:50
From : Ye Eun Park <wg.yenny@jypent.co.kr>
To   : Hyun Ra Hwang <protectivelyhwang@auction.kr>
Subect :J

Hyunra-ssi… Ini aku, Park Ye Eun.Still angry with me? I take it as yes since we met past. Aku sempat meneleponmu kemarin, but you always hang up my phone calls.
Ok..disini aku yang harus minta maaf. I’m very sorry for all the pain I’ve caused you. Pasti kau bertanya-tanya kenapa aku  jadi tiba-tiba seperti ini. Lemme tell you with to the point, onew menemuiku. Jujur saja, awalnya aku mengira kau memberitahunya perihal ancamanku dulu.Tapi ternyata aku sadar bahwa bukan kau yang memberitahunya karena ternyata dia mendengar percakapan kita. Dan kau tau apa yang Onew bilang yang membuat aku sadar kalau sampai kapanpun aku tidak bisa membuatnya berpaling padaku dan membencimu? He said, “Silahkan kau memberitahu media dan managementku tentang hubunganku dengan Hyunra kalau itu membuatmu senang. Tapi, satu yang harus kau ingat, aku tidak akan meninggalkan Hyunra walaupun dia mencoba membuatku membencinya. Kalau memang karirku adalah taruhannya, aku akan mempertaruhkannya demi keselamatn Hyunra. Tidak apa jika karirku hancur karena management memecatku. Tapi jangan kau pikir aku akan meninggalkan Hyunra dan membencinya.”
And yes, from now, I think I shouldn’t to persue Onew anymore setelah melihat ketulusan cinta kalian. Moreover, aku malu pada diriku sendiri. Kembalilah pada Jinki, aku akan mendukung kalian. Hmmm, do you thing we can be friends, Hyunra-ah? Yaa, I thing we can be really ARE friends J
Nite, Hyunra…
-yenny

*                             *                             *
Jinki sakit badan.
Sudah lama ia tidak duduk di pesawat semalaman begini. Pesawat Boeing-747 ini akhirnya mendarat di Schiphol Intrernational Airport , dan satu persatu penumpang mulai keluar. Ketika pertama kali Jinki menyembulkan kepalanya keluar dari pintu pesawat, ia langsung menyisir pandangannya sejauh mungkin, kemudian memakai sun glasess Oakley yang ia ambil dari ranselnya. Kemarin ia hanya packing seadanya, hasilnya kini ia Cuma menyandang ransel saja. Perlahan Jinki berjalan mencari taksi yang akan mengantarkannya pada cintanya J
*                                                          *                                                          *
Mungkin ia dan Jinki memang dilahirkan dalam dua dunia yang berbeda, tetapi bukankah dulu semua itu bukan penghalang bagi mereka? At least ketika mereka bersama, dan jauh dari lingkungan para teman selebritis Jinki, mereka bisa menjadi Hyunra dan Jinki yang sesungguhnya, seperti apa yang Jinki inginkan jika bersama Hyunra.
Distrust.Hyunra takut sekali pada kata itu.Kata yang begitu menguasai diri setiap manusia, mengubah sesuatu yang indah menjadi hancur berantakan, berserakan.Ia ingin menciptakan kebahagiaan dengan tangannya. Ia sadar kalau keputusannya meninggalkan Jinki tanpa berbicara apa-apa dengan namja yang sangat dicintainya itu merupakan kesalahan terbodoh yang ia lakukan. Ia sadar kalau mengamini perkataan Park Ye Eun adalah hal terbodoh yang ia lakukan. Tapi sekarang, dengan menerima e-mail dari perempuan itu, ia tahu bahwa ternyata Jinki memang tidak pernah membiarkan dirinya sendirian menghadapi hal yang terjadi kemarin. Kenyataannya, ia yang meninggalkan Jinki sendirian menghadapinya.
Saat ini, hatinya merindu.Ia kangen sekali dengan Jinki, dan yakin sekali mereka bisa menciptakan kebahagiaan dengan tangan ini.
Hyunra berjalan agak cepat menuju dapur, tempat dimana eomma-nya berada.
“Eomma, sepertinya aku akan kembali ke Korea lagi besok.”ujarnya mantap. Eomma menatapnya dengan lembut.“Eomma tahu cepat atau lambat kau akan kembali kesana dan menciptakan kebahagiaan kalian.”ujar eomma halus.
“Eomma…”ujar Hyunra lirih dan langsung memeluk eommanya erat. “Gomawoyo eomma… memang eomma yang paling mengerti aku…”
“Nah, kalau begitu, tolong belikan yang ada di daftar ini. Eomma akan memasak besar.” Eomma memberikan secarik kertas pada Hyunra yang isinya adalah bahan makanan.Sekilas, Hyunra membacanya. “Wah, eomma… Memangnya kita akan kedatangan tamu ya?”tanya Hyunra.
Eomma mengangguk.“Tamu istimewa!”
Tidak lama kemudian, Hyunra sudah siap menenteng keranjang ditangannya.
“Eomma!Aku pergi dulu yaa…”teriak Hyunra.
“Ne!hati-hati…”
Hyunra membuka pitu dan berjalan riang.Hatinya terasa ringan setelah mengetahui semua yang dahulu memenuhi pikirannya.Dia harus cepat-cepat meminta maaf pada Jinki. Tapi, she wants to tell it to his face! Tidak mau lewat telefon atau apapun itu. Tapi langkahnya terhenti ketika mendapati seseorang di depan pagar rumahnya, dengan siluet tinggi  tampak belakang, dengan ransel tersandang, dan tangan kanannya memegang longgar kaleng susu disisi pahanya.
Hyunra menutup mulutnya sambil menahan napas.Jantungnya serasa berdebar sepuluh kali lebih cepat. Tidak mungkin!
Rasa percaya diri yang tadi sudah terkumpul bulat, kini luruh perlahan dan tergantikan oleh malu.Oh my God… Oh my God! Maafin aku, Hyunra menangkup pelan mulutnya dengan telapak tangan kanan, membatin pelan, takut-takut Jinki mendengarnya.Maafin aku, Jinki-ah!
Perlahan, sangat pelan, Hyunra melangkah mundur tanpa balik badan. Namun, KREEEK! Hyunra tidak melihat ranting kering di belakangnya, dan terinjak begitu saja.
“Nugu?” reflex Jinki balik badan dan menemukan seseorang yang menjadi alas an utama dia meninggalkan pekerjaannya di Korea.
“E-eh, hai…” Hyunra kehabisan kata-kata, dan nuansa wajahnya semakin merah padam. Tidak tahu harus bagaimana mencurahkan perasaannya dalam serangkaian kalimat, sesimpel apapun itu, ia langsung balik badan dan bersiap-siap untuk lari.
“HEY!!” sesaat Jinki terpana karena dia tidak yakin dengan apa yang dilihatnya barusan. Sudah jauh-jauh dating dari Korea untuk menemuinya dan rela meninggalkan pekerjaannya demi yeojachingunya itu, tapi yang ada yeoja itu malah –lagi-lagi- kabur!!
Not in the world he would let it happen. Ever again!
Jinki langsung mengambil langkah kai secepat mungkin sebelum yeojachingunya itu masuk ke dalam rumah.
“Gotcha! No, you won’t bail!” ia berbisik pelan, ketika jemari tangan kanannya mencengkram pergelangan tangan Hyunra, menarikanya lurus ke belakang dengan keras sehingga punggung Hyunra menubruk dadanya.
“Jinki, lepas!”
“Over my dead body.”Jinki berbisik sambil nyengir.
Jinki menuntun Hyunra duduk di teras. “Aku mau penjelasan detail..”Jinki mengatur napasnya yang masih terengah-engah. “Atas semua ini…”
“Aku tidak perlu menjelaskan apa-apa!”seru Hyunra, egonya keluar.
Jinki memperhatikan sekeliling dan menemukan e-mail yang mencuri perhatiannya di laptop screen Hyunra yang masih menyala karena belum sempat Hyunra matikan tadi. Jinki tertawa pelan.
“Oh, do you? Huh?”namja ini membalasnya dengan santai setelah menemukan apa yang ia lihat. “Setelah aku menemukan e-mail ini, apa kau masih tidak perlu menjelaskan apa-apa?”tanyanya.
Hyunra merasakan semua aliran darahnya naik ke wajahnya. “Igot…” Hyunra memandangi wajah cowok namja didepannya. Tiba-tiba Jinki mengecup kening Hyunra, kecupan singkat di kening Hyunra yang terasa seperti seabad lamanya itu berakhir dengan manisnya.
“Kok, kamu –“
“Sssstt! Kamu tidak akan bertanya. Aku yang akan bertanya.”
Suara boyish namun mematikan Jinki ini membuat Hyunra langsung tutup mulut. “Why did you leave me secretly like this? Don’t you know if I feels so sadden? Tiba-tiba kamu pergi begitu saja tanpa menjelaskan apa-apa dan kamu bilang tidak perlu menjelaskan apa-apa? Oh c’mon chagiya… you really know if I really love you! Gak mungkin aku meninggalkanmu hanya karena misalnya kamu kedapatan berselingkuh dengan Sungmin hyung atau kamu bilang kamu tidak menyayangiku lagi. I know you so well, Hwang Hyunra!”
Mendengar semua itu, Hyunra langsung meloncat kea rah Jinki, membentangkan kedua tangannya untuk kemudian merangkul leher namja tersayangnya ini untuk kemudian merangkulnya dengan segenap perasaan yang ada.Yang selalu Hyunra tutupi dengan perasaan tenangnya, terselimuti oleh gengsi sebenarnya, harga diri, dan sikap snob-nya.
“Aku saying kamu, Jinki-ah.Selalu. Saranghaeyo…”
“Nado, chagi…”
* THE END *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar