Selasa, 27 September 2011

a lot of love for you ♥



 (: walaupun saya emang sakit hati, sedih pisan pokonya mah..
ngeder kalo hari ini tary mau ketemuan ama boby yang entah tujuannya apa..



wajar kalau saya ngerasa sesedih ini..
merasa sendirian, menangis...



tapi jujur...
saya masih berharap...
berharap kalau boby sadar...
saya menyayangi dia dengan sepenuh hati saya :)



karna saya punya banyak cinta buat dia...


thanks google image :)

Kamis, 22 September 2011

lala - what about you

What about you
What's going on
Baby that someone that I used to know is gone
What about us
The promise we made
We said that we will never die
We try to work it out
So tell my why
Am I still hurting inside

What am I gonna say to make it better
It's now or never, do or die
What am I gonna do to make this love last forever
I still believe that what we said is true
What about you

What about love
'Til death do us part
Baby is there still a place for me inside your heart
What about dreams
Are they still alive
We said that they will never die
We try to work it out
But tell my why
Are we still living a lie

What am I gonna say to make it better
It's now or never, do or die
What am I gonna do to make this love last forever
I still believe that what we said is true
What about you

Why am I still hurting inside
Why are we still living a lie

What am I gonna say to make it better
It's now or never, do or die
What am I gonna do to make this love last forever
I still believe that what we said is true
If only I can make you feel it too
what about you
What about you



Tentang harapan seorang cewek sama cowonya waktu hubungan mereka ga brjalan mulus dan bahkan hampir nyerah.. Iya ga sih artinya begitu? Hahaha...

You're My Everything

The loneliness of nights alone
the search for strength to carry on my every hope has seemed to die
my eyes had no more tears to cry then like the sun shining up above
you surrounded me with your endless love
Coz all the things I couldn't see are now so clear to me
Now all my hopes and all my dreams are suddenly reality
you've opened up my heart to feel a kind of love that's truly real
a guiding light that'll never fade
there's not a thing in life that I would ever trade for the love you give it won't let go
I hope you'll always know "You're the breath of life in me"

the only one that sets me free and you have made my soul complete for all time"You're My Everything"
nothing your love won't bring
my life is yours, the only love I've ever known
your spirit pulls me through when nothing else will do
Every night I pray, on bended knee, that you will always be my everything 


[98degrees-My Everything]

teruntuk orang yang berharga dan orang yang sangat aku cintai
dan mencintai aku dengan segenap jiwa dan raganya, Papa dan Mama.
beribu-ribu kata terima kasih tidak akan cukup untuk mengembalikan
semua yang telah kalian berikan padaku selama ini sampai aku bisa seperti sekarang
Mama, dengan ketegaran dan dedikasinya yang 
mengajarkan aku tentang "Tidak Ada Menyerah"
Papa, yang aku percaya, selalu dan akan terus membimbingku
dari Atas sana.
I Love You all, You're My Everything.

I Miss You, Boby :)


Good bye aren't forever. Good bye aren't the end. 
They simply mean I'll miss you, until we meet again! ♥\(´▽`)/

I never forget about you even for a day,
 I've been waiting every single day,
I've never doubted you even for a day,
Because you're my guardian angel.

Sabtu, 17 September 2011

Seperempat

Pada suatu sore yang cerah, seorang cendekiawan ingin menikmati pemandangan laut dengan menyewa sebuah perahu nelayan dari tepi pantai. Setelah harga sewa per jam disepakati, keduanya melaut tidak jauh dari bibir pantai. Melihat nelayan terus bekerja keras mendayung perahu tanpa banyak bicara, sang cendekiawan bertanya:

“Apa bapak pernah belajar ilmu fisika tentang energi angin dan matahari?”
“Tidak” jawab nelayan itu singkat.
Cendekiawan melanjutkan ”Ah, jika demikian bapak telah kehilangan SEPEREMPAT peluang kehidupan Bapak”
Nelayan cuma mengangguk-angguk membisu.

“Apa bapak pernah belajar sejarah filsafat?” tanya cendikiawan.
“Belum pernah” jawab nelayan itu singkat sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Cendekiawan melanjutkan ”Ah, jika demikian bapak telah kehilangan SEPEREMPAT lagi peluang kehidupan Bapak”. Si Nelayan kembali cuma mengangguk-angguk membisu.

“Apa bapak pernah belajar dan bisa berkomunikasi dengan bahasa asing?” tanya cendikiawan.
“Tidak bisa” jawab nelayan itu singkat.
“Aduh, jika demikian bapak total telah kehilangan TIGA PEREMPAT peluang kehidupan Bapak”

Tiba-tiba…
Angin kencang bertiup keras dari tengah laut. Perahu yang mereka tumpangi pun oleng hampir terguling. Dengan tenang Nelayan bertanya kepada cendekiawan,
”Apa bapak pernah belajar berenang?”
Dengan suara gemetar dan muka pucat ketakutan, orang itu menjawab “Tidak pernah”

Nelayanpun memberi komentar dengan percaya diri “Ah, jika demikian, bapak telah kehilangan SEMUA peluang hidup bapak”

...........................................................................................................

Pelajaran yang dapat dipetik dari kisah di atas:
• Jangan meninggikan diri lebih hebat dari orang lain
• Jangan sombong, sebab akan direndahkan Tuhan
• Kita semua memiliki keterbatasan dan memerlukan orang lain


God Bless Us ^^

Loading

typing-send-cancel
oh extremely damn!!!!

Bobby, I trully deeply in love with you...

Yeah I would send you text message like that, but i don’t really already yet...
Hmmmm do you marry me hey?
:D 

Me and Herjunot Ali

@kartikasari on Sept, 17th 2011..

Special Thank's To #skripsi

Special Thank’s To :

  1. Mama! Mama! Mama! Mama! Dan Mama... Big Thank’s for you, Mommy!! Saya gak bisa berhenti berterima kasih buat Mama. Gak hanya dalam skripsi ini, tapi saya berterima kasih untuk semua yang ada di kehidupan saya. Mama adalah wanita terkuat yang pernah saya temui. Dalam skripsi ini, mama selaku sponsor utama segi materiil dan moril. Thank you Mommy! Dan yang paling istimewa adalah DOAnyaaaaa.. Praise be to Allah for a mom like her! J
  2. R.I.P. Papa!! Spirit beliau sangaaaaaatt terasaaaaaaa.. Liat, Pa! Gadis kecilmu ini udah jadi sarjana sekarang!!
  3. Adik saya yang super duper special jailnya, Rangga, si otak kriptograf yang jago mecahin semua teka-teki dalam game! Taun ini adalah taun kita, Den! J
  4. Sahabat-sahabat saya : Terutama Raelita yang selalu menampung curhatan sampah saya dan impian-impian saya, penting gak penting, kamu selalu ngedengerin dan ngasih petuah-petuah yang berarti; Gita yang selalu bikin saya ketawa terus dengan tingkah-tingkah unpredictable kamu; Pritta, temen senasib sepenanggungan dan seperjuangan. “HWAITING NOONA!! Banyak yang lebih baik dari dia!!”; Tyas yang siap mendengarkan keluh kesah saya dimana kenal dengannya merupakan sebuah hadiah; Iyunk yang dengan polosnya tertawa saat mendengarkan lelucon saya, menyimak akan apa yang saya curhatkan, berempati saat saya sedih, sampai bertahan saat saya mulai jayus meniru dia. Makasih banyak, Biyunk! Selalu dengerin kata mami ya, nak!!; Tria yang walaupun udah gak satu kampus lagi, tapi semangat dan cerianya selalu dia kasih buat saya. MISS YOU MUCH!!; Agung, kakak dan teman ribut yang anehnya selalu bisa diandalkan. Thanks udah jadi temen bertukar pikiran waktu awal-awal bikin proposal sampai skripsi saya menjadi seperti sekarang. Thank’s udah begituuuuu menyebalkan *Lho?? Peace, Gung!* Kita semua sayaaaaaaang Aguuuung J;  Iyay, Dika, dan Mas Rendy, yang bareng-bareng berpetualang di ibukota untuk cari data skripsi (bareng ama Iyunk juga). It was the best time for me with you all! GOKIL!!; Basier yang sungguh informatif dan solutif sehingga terbentuk judul awal skripsi saya ini; Mbah Dodol yang udah mau ngajarin kegilaan di kala suntuk. HIDUP ATTACK!!; sahabat-sahabat di SOERAWOENG IDENTITY (Abi, Buluk, Emon, Ido, Tomat), DURJANA COMMUNITY (Noey, Dinne, Wawa, Gina, Aljun), KPUM’s FAMILY (Bonte a.ka Irwan, Kiki, Daus, Alm. Kia, Alfi, Denny, Zae, Gusti, Teguh, Ratna *makasih banget say udah minjemin notebooknya buat Gege persentasi skripsi, Thanks a Lot*, Hendi, Egi, Ega, Iqbal), THE IBOWZZ (Rahma, Kuyaw, Leenol, Tina), dan Zara a.ka Mba Zhaa. Kalian semua bukan hanya teman dan sahabat bagi saya, tapi keluarga. Saya merasa feels like home!! Kiss you all, I’ll be missing you :*
  5. Benda tak bernyawa macam laptop Toshiba yang ajaib dan gak kenal waktu, modem flexi yang edan eling, 2 flashdisk saya + 1 flashdisk Boyank yang malang yang udah mau dimasukin virus gak bertanggung jawab, Nokia 5310 HANDPHONE tercintaaaa yang selalu setia menemani kemanapun saya pergi yang didalemnya tersimpan sejuta kenangan terindah, lagu-lagu dari penyanyi-penyanyi lawas, Kings Of Convenience, Super Junior, dan SHINee yang 24 jam nonstop menemani hari-hari pembuatan skripsi ini, hingga DVD-DVD film Korea yang gak jelas saya beli buat ngilangin kebosanan saya.
  6. Ahmad Rizqi Meydiarso!! Hey, you’re the best friend I ever had!! Walopun kamu beda kota, beda negara, dan beda benua,, but it all doesn’t make you stop to provide motivation and a prayer for me here!! Ein großes Dankeschön, Ocoo!! J
  7. Buat para senior yang udah bantuin saya dengan menjawab pertanyaan saya seputar skripsi yang gak penting: A’Wendy, A’Riko, A’Didit, dll. Makasih yaa, maaf Geges suka ngerepotin pisan...
  8. Buat anak-anak HI 2007!! We’re the best family!! Makasih buat suka dukanya selama 4 tahun ini. Makasih buat waktu yang menyenangkannya. Tanpa kalian, kenangan-kenangan masa kuliah gak ada apa-apanya J
  9. Semua pihak yang menolong saya dan gak dapat saya sebutin satu persatu. Makasiiiiiiiiiiihhh....
  10. Dan terakhir buat My Guardian Angel, seseorang yang namanya dilarang disebut J Makasih banyaaaaakk ya Boyank, kamu udah jadi mesin penyemangat aku, mesin senyum aku, mesin ketawa aku, mesin positif aku, pokonya mesin dari segala mesin yang ngebuat pola pikir aku jadi jauh lebih dewasa lagi. Makasih banget kamu udah nyemangatin aku dan ngedoktrin aku dengan segala positifnya kamu yang ngebuat aku  pelan-pelan jadi percaya diri dan yakin kalo aku bisa buat face the world!! Makasih udah mau nemenin aku buat survive dan move on selama aku down. And BIG THANKS karena kamu gak pernah ngebiarin aku buat jalan dan menghadapi semuanya sendirian. Thanks for always be there for me when it rains. You know me so well!! JJJ

THANK’S FOR ALL THE CHEERS J

Senin, 12 September 2011

A Story About L-O-V-E

I once had a friend who grew to be very close to me.
Once when we were sitting at the edge of a swimming pool, she filled the palm of her hand with some water and held it before me, and said this: "You see this water carefully contained on my hand? It symbolizes Love."

This was how I saw it: As long as you keep your hand caringly open and allow it to remain there, it will always be there. However, if you attempt to close your fingers round it and try to posses it, it will spill through the first cracks it finds.


This is the greatest mistake that people do when they meet love...they try to posses it, they demand, they expect.. and just like the water spilling out of your hand, love will retrieve from you.

For love is meant to be free, you cannot change its nature. If there are people you love, allow them to be free beings.

Give and don't expect.
Advise, but don't order.
Ask, but never demand.

It might sound simple, but it is a lesson that may take a lifetime to truly practice. It is the secret to true love. To truly practice it, you must sincerely feel no expectations from those who you love, and yet an unconditional caring.

Passing thought.. Life is not measured by the number of breaths we take; but by the moments that take our breath away..

5 Wisdoms

1. If you're right, then there's no need to get angry. And if you're wrong, then you dont have any right to get angry.

2. Patience with family is love. Patience with others is respect. Patience with self is confidence.

3. Never think hard about past, it brings tears. Don't think more about future, it brings fears. Live this moment with a smile, it bring cheers.

4. Every test in our life makes us bitter or better. Every problem comes to make us or break us. Choice is ours, whether we become victim or victorious.

5. Search a beautiful heart, not a beautiful face. Beautiful things are not always good, but good things are always beautiful.

Aku pernah jatuh cinta dan kemudian terluka


Aku pernah jatuh cinta dan kemudian terluka.
Jatuh, bangkit, terluka, jatuh, bangkit, terluka, dan begitu seterusnya.

Errr... Bobby Maulana...
Dia mungkin memang bukan cinta pertamaku atau pacar pertamaku, tapi aku rasa aku akan mencitainya sampai akhir.
Bukan, aku bukan siapa-siapanya. Hanya seorang wanita yang mencintainya dengan sepenuh hati, tanpa berharap yang lebih dan hanya berharap dia akan selalu bahagia walaupun bukan denganku.
Aku pernah jatuh cinta dan kemudia terluka.

Aku mencintai Bobby, entah sampai kapan.
Walaupun Bobby mungkin tidak membalas rasa ini.
Aku mencintainya. Aku mungkin tidak dapat melupakannya.
Aku menemukan hal yang sebelumnya tidak pernah aku temukan dalam diri orang lain.
Aku menemukan apa yang aku butuhkan dari diri Bobby, bukan hanya sekedar apa yang aku mau ataupun apa yang aku senang.
Itu tidak pernah aku temukan dari dalam diri siapapun selama ini.

Aku pernah jatuh cinta dan kemudian terluka.
Bila lelaki itu memang satu-satunya laki-laki yang bisa aku cintai sedemikian rupa diantara milyaran lain. Aku akan terus mencintainya.

Aku pernah jatuh cinta dan kemudian terluka.
Tapi bila aku harus jatuh cinta lagi, maka aku akan jatuh cinta lagi... secara alami dan tanpa rencana.

Aku pernah jatuh cinta dan kemudia terluka.
Aku hanya ingin dia tahu kalau aku terus mencintainya, akan terus mencintanya dengan caraku, dengan jalanku.

Kamis, 08 September 2011

For God's Shake!!

Siang tadi sewaktu pulang dari rumah temen, saya di telfon ama teteh yang kerja di Jakarta. Teteh bilang kalo ada interview besok di PT. Provis Garuda Service, anak perusahaannya GIA. Awalnya saya bingung mau ikut apa engga karna interviewnya itu di Jakarta, sedangkan saya di Bandung. Saya gak langsung mengiyakan dong secara itu ngedadak banget dan saya gak punya persiapan apa-apa. Tapi, setelah pertimbangan setengah jam yang cukup matang, saya langsung bersiap secepat kilat dan hasilnya satu koper kecil siap untuk dibawa ke ibukota.

Jam 13.00 :: berangkat dari rumah menuju kantor mama buat minta ongkos...
Jam 14.15 :: nyampe di kantor mama dan ga nemuin mama sampai setengah jam kemudian...
Jam 15.00 kurang sedikit :: beli tiket dan for God's shake, saya dapet juga tiket kereta yang jam tiga. Alhamdulillah ya, sesuatu banget...

Kebayangkan kan gimana kilatnya saya buat nyampe ke Jakarta demi menyongsong masa depan? Halah!! Tapi, traveller diajarin buat secepat kilat nyiapin sesuatu.. and hey! I'm a traveller right!! ^^

Ya udah, karna di kereta saya tadi gak tidur dan sekarang udah nunjukin jam 23.11 :) saya ngantuk banget... Saya tidur yaaa... Have a nice dreaaaaamm ^^

Selasa, 06 September 2011

[STORY] Untitled Part 2


sebelumnyaaaa...
Apartment Soo Yun. Waktu yang sama.
“Gimana aku gak marah coba, Yun-ah!? Jelas-jelas Jinki masuk dan pergi dengan Park Ye Eun didepan mataku! Padahal, selama ini aku percaya bahwa Jinki tidak akan meladeni wanitu itu! Makanya, sewaktu aku melihat Hyunra dan Minnie hyung bercanda di taman, aku jadi berniat untuk mendekatkan mereka dan menyadarkan Jinki kalau apa yang sudah dia perbuat itu salah.”tegas Kyuhyun.Dia baru menceritakan kejadian beberapa hari yang lalu itu pada Soo Yun.
Di belakangnya, Soo Yun terdiam, tidak menanggapi apa-apa. Aigooo Kyu, mianhe aku tidak bisa menceritakan yang sebenarnya padamu.
“Apa tidak akan apa-apa kalau kau mencampuri masalah mereka terlalu jauh begini?”Soo Yun akhirnya buka suara juga.
“Hyunra adalah adik kesayangku dan aku tidak terima kalau Jinki perbuat seperti itu pada Hyunra.Enak saja dia main belakang dengan perempuan itu disaat Hyunra sedang gelisah melihat berita yang sedang marak.Aku masih tidak percaya kalau Jinki berbuat seperti itu.”sesal Kyu.
“Kenapa harus marah? Tuh, liat… mukamu udah ribet duluan! Hehehee… Tapi kan kamu gak sampai harus ikut campur sejauh ini, chagi…” Soo Yun merangkulnya hangat dari samping.
“No, dear… I’m not! Memang sudah seharusnya aku mencoba berbuat yang terbaik menurutku untuk adik kesayanganku ini. Dan kau juga sebagai sahabatnya, pasti tidak mau kan kalau sahabatmu itu sedih berkepanjangan? Akan lebih baik kalau ada seseorang yang menemaninya.”Kyuhyun menjawab halus.
Soo Yun akhirnya mengangguk pelan. Dia tidak mau kalo Hyunra menjalani ini semua sendirian, tapi disisi lain dia juga tidak bisa membantu apa-apa. Mungkin ide Kyuhyun ini bisa membuat Hyunra lebih baik. “Tapi, apa Minnie oppa tidak apa-apa? Jadwal kalian kan juga sangat banyak. Apa tidak merepotkannya kalau harus begini?”
Kyuhyun menggeleng. “Aniyoo… Malah, aku merasa kalau dia senang sekali aku meminta bantuannya.”
*                                                          *                                                          *


Sebelum pulang setelah makan malamnya selesai, Hyunra membeli sekotak pastry untuk Kyuhyun yang akan dititipkannya melalui Sungmin. Namun, Hyunra terkejut mendapati sosok tegap yang berdiri membelakanginya, sama-sama mengantri untuk membayar di kasir.
“Min-hoo…?”sapa Hyunra terbata.
Sosok yang menutupi mulutnya dengan syal tapi Hyunra masih saja mengenalinya karena sudah dua tahun belakang ini hamper tiap hari ditemuinya, berbalik badan dan, somehow, tersenyum manis kea rah Hyunra. “Noona? Hey, apa kabar?”sapanya dengan halus.
“Baik,”jawab Hyunra.“Kau sendiri bagaimana?”
Minho mengangguk semangat.“Baik juga!Aigoooo, sudah berapa lama kita tidak bertemu, noona?Rasanya sudah lama sekali.Kenapa sekarang jarang sekali main ke dorm atau mengunjungi kami latihan?”
“Aku… aku sibuk!” jawab Hyunra gugup.
“Oh begitu ya?Pantas saja Onew hyung jarang bisa menghubungimu. Sampai-sampai dia bertanya kalau yang jadi artis itu siapa! Hahahaa… Noona kesini bareng siapa?”tanya Minho yang sukses membuat Hyunra kaku. Tiba-tiba saja Sungmin memanggil Hyunra dan terjawablah pertanyaan Minho tadi.
“Hyunra!Bisa kau kesini sebentar?”panggil Sungmin lagi masih tidak sadar ada Minho disana.
Minho yang mendengarnya pun ikut menoleh dan raut terkejutnya tidak bisa disembunyikan lagi. “Noonaa… Kau, kau bersama Sungmin hyung?Kenapa?Bukankah tadi kau bilang sedang sibuk?Tapi kenapa kau malah berjalan-jalan dengannya?Kenapa kalau kau punya waktu tidak mengunjui Onew hyung?Apa kau tidak tahu kalau akhir-akhir ini Onew hyung selalu memikirkanmu? Selalu menunggumu menghubunginya?Aku tidak percaya dengan apa yang aku lihat sekarang.”seru Minho, tepat ketika Sungmin mendekati mereka.
“Oh ada Minho rupanya. Hai Minho!Beli kue juga?”sapa Sungmin.
Minho hanya membungkuk kecil.“Noona, apa kau ada masalah dengan Onew hyung?”tanya Minho lagi, tidak menggubris Sungmin.
Hyunra menghela napas berat.“Aku, aku sudah tidak menyayangi hyungmu, Minho-ya.”ujar Hyunra terbata. Airmatanya sudah merebak.Sungmin yang tidak tega melihatnya langsung merangkul Hyunra pelan membuat Minho semakin membelakakan matanya yang sudah bulat itu.
“Noo-noona, kau bercanda kan?”seru Minho tidak percaya dengan apa yang diucapkan Hyunra dan apa yang ia lihat.
“Mianhe Minho-ah, sepertinya kami harus segera pulang.Annyeong!”pamit Sungmin sambil memapah Hyunra keluar dari toko kue, meninggalkan Minho yang terbengong sendirian.
Dengan terburu-buru ia langsung membayar kue yang dibelinya dan berlari menuju dorm yang letaknya memang tidak terlalu jauh dari toko kue itu. Secepat kilat ia berlari sampai syal yang dipakainya untuk penyamaran malam ini terlepas membuat yeoja-yeoja yang sedang berada di sepanjang jalan yang Minho lewati histeris melihat sosok idolanya. Tapi Minho tidak terpengaruh dan sepuluh menit kemudian ia sampai di dorm. Ia hanya menemukan Jonghyun, Key, dan Taemin. Ia tidak melihat Onew.
“Hosh… Hosh… Onew hyung, ke-kemana?”tanyanya langsung.
“Hey! Kau kenapa?Nampak seperti yang sudah lari marathon saja!”ujar Jonghyun heran. Minho masih saja ngos-ngosan dan Taemin memberinya segelas air minum.
“Minum dulu, hyung…”kata Taemin. “Onew hyung sedang di kamarnya.Sepulang dari latihan drama musikalnya tadi dia langsung masuk.Tidur kali…”lanjutnya.
Minho menggeser kursi meja makan dan langsung duduk. “Tadi aku bertemu dengan Hyunra noona di toko kue…”
“Wah?Kenapa kau tidak mengajaknya kemari?Aku rindu memasak dengannya.Sudah lama dia tidak kesini…”celetuk Key.
“Tapi, dia bersama Sungmin hyung!”lanjut Minho membuat semua member disana terkejut.
“Jeongmal!?Kau salah lihat mungkin, Minho-ya…”ujar Jonghyun.
“Aniyoo..Dia yang menyapaku dan aku bahkan sempat mengobrol dengannya.Jadi tidak mungkin aku salah lihat, hyung.Tapi kemudian, dia bilang sesuatu yang bikin aku benar-benar shock!”ujar Minho sedikit pelan.
“Mwo?Mwo?Mwo?”tanya Key penasaran.
“Dia bilang…”Minho melirik sebentar kea rah kamar, takut hyung tertuanya mendengar. “Dia sudah tidak menyanyangi Onew hyung lagi.Makanya dia tidak mengunjungi kita lagi dan tidak menghubungi Onew hyung lagi.”
“JONGMAL?”seru Key tidak percaya. “Aaaahh—noona pasti bercanda!”
Minho menggeleng.“Tidak, tidak!Dia terlihat sangat serius.”
“Lalu, karena dia sudah tidak menyayangi Jinki, dia seenaknya jalan-jalan bersama Sungmin hyung? Perempuan macam apa itu? Membiarkan Onew hyung bingung memikirkannya karena sudah beberapa hari terakhir tidak bisa dihubungi tapi sendirinya malah asyik berduaan dengan Sungmin hyung!”geram Jonghyun.
“Ya! Hyung! Jangan sembarangan menuduh! Pasti ada alas an kenapa Hyunra noona pergi dengan Sungmin hyung. Dan pasti ada alas an yang membuat Hyunra noona bilang seperti itu. Tidakkah kau ingat berita yang marak akhir-akhir ini mengenai Onew hyung? Menurutku, itu adalah alas an yang membuat noona seperti itu.”bela Taemin.
“Iya hyung… Mungkin yang dibilang Taemin ada benarnya. Kita sendiri kan tahu kalau Hyunra noona bukan orang yang seperti itu. Dua tahun kita mengenalnya, hamper seumur SHINee! Dan tidak pernah sama sekali kita melihat noona bertingkah aneh. Baru kali ini saja kan?”cerocos Key.
Jonghyun mengangguk-angguk.
“Aku rasa, Hyunra noona sedang tertekan.”celetuk Minho.
Key langsung menoleh. “Apa maksudmu?”
“Yah, aku merasa kalau noona sedang tertekan.”ulang Minho.
“Waeyo, hyung?”tanya Taemin.
“Karena dia menangis.Sewaktu dia bilang hal itu padaku, dia sambil menangis.Kalau memang kenyataannya noona sudah tidak menyayangi Onew hyung lagi dan berpaling pada Sungmin hyung, kenapa dia menangis?”jelas Minho.
“Pasti ada sesuatu dibalik sesuatu.Kita harus mencari taunya diam-diam!”ujar Jonghyun.
Taemin mengangguk semangat. Key langsung mengangkat jempolnya.
“Untuk sementara, jangan sampai Onew hyung tahu masalah ini. Ini adalah rahasia kita! Arraseyo??”ujar Key.
Semua member menyetujuinya.Tapi, tanpa mereka sadari, Jinki mendengar semuanya dibalik selimutnya.
*                                                          *                                                          *
Hyunra membuka perlahan pintu apartment Soo Yun.Ia disambut sahabatnya dengan ekspresi wajah yang sedikit terlihat cemas, sedangkan ia sendiri terlihat seperti habis menangis.
“Kau kenapa?”tanyaSoo Yun khawatir.
“Gwenchanayo, Soo Yun-ah. Aku hanya sedikit tidak enak badan dan kurang tidur.”jawab Hyunra.
“Benar kau tidak apa-apa?Tapi, aku melihatnya ada apa-apa!”desak Soo Yun.
Hyunra menggeleng. “Ne, naega gwenchanayo..Hmmm Soo Yun-ah, aku rasa, aku mau mengambil cuti satu semester dulu.Aku akan mengunjungi eomma di Belanda dulu.”ujar Hyunra tiba-tiba. Eommanya memang tinggal di Belanda.Setelah appa-nya meninggal, Hyunra beserta eomma dan adiknya memutuskan untuk pindah ke Belanda, dimana keluarga eommanya tinggal.
“Waeyo, hyunra-ya?”
Hyunra tersenyum kecil.“Aku hanya merindukan eomma dan adikku.Sudah lama ku tidak bertemu dengan mereka.” Setitik air hampir meneters di pipinya, namun langsung ia hapus. Ketika akan berkata-kata lagi, ponsel di tasnya bergetar. Setelah memandangi monitor hp-nya sesaat, nomornya tidak ia kenal, Hyunra pun menekan tombol reject. Hyunra memang orang yang tidak suka menerima telefon dari nomor yang tidak ia kenal, ia lebih suka mereject dan menunggu sms dari nomor itu. Tidak lama kemudian, ponselnya bergetar lagi. Lalu, ia menekan tombol reject lagi. Begitu seterusnya sampai ponselnya tidak bergetar lagi.
“Nugu?”tanyaSoo Yun penasaran karena dari tadi ia melihat Hyunra mereject telefon itu terus menerus. Hyunra tidak menjawab.“Jinki?”tebaknya. Hyunra masih tidak menjawab.“Sudahlah Hyunra-ah, kalau kau memang tidak bisa melakukannya, jangan kau teruskan. Lawan si Park Ye Eun itu! Kau ini malah membuatnya semakin diatas angin tau!”kesal Soo Yun.
Lagi-lagi Hyunra tidak menjawab apapun.Hyunra juga tidak merespon sedikitpun.Soo Yun menghela napas.
“Hhhhhh, aku sedih melihatmu seperti ini Hyunra.Katakanlah padaku apa yang harus aku lakukan agar kau tidak terlihat seperti ini?”
“Mianhe, Soo Yun-ah. Aku tidak bermaksud membuatmu sedih.Aku juga minta maaf karena telah membuatmu ikut memikirkan masalahku ini.Tapi, memang hanya ini yang bisa kulakukan.Aku tidak ingin impian Jinki hancur hanya gara-gara Ye Eun membocorkan hubungan kami.Biar aku yang menjauh dari Jinki dan dunianya.Harusnya, dari awal aku tau kalau duniaku dan dunianya berbeda. Tapi, kau jangan sekali-kali melakukan apa yang aku lakukan pada Kyu oppa ya!” ujar Hyunra setengah bercanda.
“Aish, kau ini.Harusnya kau juga bilang seperti itu pada dirimu sendiri. Dasar babo! Jadi, kapan kau akan berangkat?”Akhirnya Soo Yun mengijinkan Hyunra pergi.
“Mungkin sore ini.Aku sudah mempersiapkan semuanya.”jawab Hyunra.
*                                                          *                                                          *
“Kau kurusan sekarang.”ujar Kyuhyun. “You know what, Jinki, di dunia ini Cuma ada dua macam laki-laki: si egois dan si bangsat. Dan aku tau kau masuk kategori mana.”lanjutnya.
“You are, hyung!” Jinki tertawa pelan.“Soo Yun-ah, gomawoyo sudah memberitahuku tentang Hyunra sekarang.”ujar Jinki sambil membungkuk.
“Cheonmanayo Jinki-ah… Aku melakukan ini karena saying pada kalian berdua.Walaupun sebenarnya aku masih jengkel terhadapmu yang seenaknya mengambil keputusan tanpa memberitahu Hyunra. Kalau tidak kan mungkin tidak akan kacau seperti ini. But, overall, aku bangga padamu Jinki-ah…” Soo Yun tertawa kecil, mengingat cerita Jinki yang tadi ia dengar dari Kyu.
“Jinki, ini print out dari e-tickets untuk flight malam ini. Untungnya appa-ku bisa meminta bantuan temannya yang punya travel untuk memesankan tiket satu untukmu.Temanku sudah mempersiapkan segalanya.Jadi, kau hanya tinggal berangkat saja malamini.Besok pagi, kau sudah sampai ke Belanda.”ujar Sungmin sambil menyodorkan beberapa lembar kertas putih.
“Jeongmal gomawoyo, hyung!Aku tidak tahu harus bilang apa lagi…”ujar Jinki.
Sungmin tersenyum. “Take it easy, buddy! Kau dan Hyunra bukan orang kemarin sore buatku. We’ll figure out things together, ok?”
“Ne, hyung! Kami akan bilang pada manajer hyung kalau kau sakit dan izin 3 hari untuk pulang ke Gwangmeong. Tapi ingat ya hyung, kami Cuma bisa minta ijin 3 hari…”tekan Key.
“Jeongmal gomawoyoooooo….”seru Jinki sambil loncat-loncat, memeluk satu persatu hyung dan dongsaengnya, sangtae-nya keluar.
*flashback*
Jinki langsung menyambar jaket dan kunci mobilnya yang terletak diatas meja. Para dongsaeng yang terkejut atas ulah Jinki yang tiba-tiba itu sempat mencegah Jinki dan menanyakan akan pergi kemana hyung-nya itu.
“Hyung!Kau mau kemana?”tanya Minho sambil menarik lengan Jinki.
“Lepaskan aku!Aku harus bertemu dengan Sungmin hyung…”jawab Jinki.
Key berjalan perlahan kea rah Jinko. “Hyung… Kau mendengar percakapan kami barusan?”
Jinki mengangguk.
“Aku pikir, kau tidak mendengarnya. Maafkan kami hyung…”
“Gwenchanayo, Kibum-ah… Maka dari itu, aku harus menemui Sungmin hyung sekarang. Aku akan bertanya kenapa dan ada apa. Kalau aku diam saja, maka apa yang akan aku lakukan akan sia-sia!”ujar Jinki.
“Memangnya kau akan melakukan apa, hyung? Bukan bunuh diri kan?”tanya Jonghyun asal.
“Dasar pabo!Memangnya aku sebodoh itu, huh?Aku pergi sekarang!”pamit Jinki.
“Aaaaahh, aku ikut, hyung!”seru Minho.
“Aku juga!”Jonghyun mengintil dari belakang.
“Taem, kau jaga rumah baik-baik ya, nak!”
Tinggalah Taemin seorang diri menunggu dorm yang sepi. Padahal, dia ingin ikut juga, mengetahui apa penyebab noona tersayangnya itu berubah secepat kilat. Taemin sangat yakin kalau berita yang sedang marak adalah pengganggu semua ini.Sementara itu, SUV putih yang dikendarai Jinki sudah memasuki pelantara parkir dorm anak-anak Super Junior.Jinki menelepon Sungmin dan memberitahunya kalau dia berada di parkiran dan ingin membicarakan sesuatu. Tak lama kemudian,Sungmin turun lalu mengajaknya ke cafetari ayang letakya masih satu arena dengan dorm.
Terbongkarlah semuanya. Ancaman Ye Eun, Kyuhyun yang memergoki Jinki pergi berdua dengan Ye Eun dan membuat Kyuhyun mencoba mendekatkan Hyunra dengan Sungmin. Jinki langsung terlihat lemas mendengar semuanya.
“Jadi Minho-ya, semuanya hanya salah paham saja. Aku tidak mungkin merebut Hyunra dari Jinki karena aku tau dia sangat menyayangi Jinki.Aku juga…”Sungmin terdiam sebentar.”Aku juga sudah menganggap Hyunra seperti adik sendiri.”lanjutnya.
“Mianhe, hyung.Aku hanya kaget melihat kalian berduan keluar bersama.”sesal Minho.
Sungmin mengangguk. “Gwenchanayo… Aku mengerti.”
“Aku harus segera menemui Kyu hyung dan menjelaskan semuanya.Apa yang ia lihat itu tidak seperti yang ia pikirkan. Aku sudah tau Ye Eun mengancam Hyunra!”ujar Jinki.
“Mwo!?Kau sudah tahu?”tanya Sungmin kaget. Jinki mengangguk.“Lalu kenapa kau diam saja tidak melakukan apapun dan membiarkan Hyunra larut dalam kesedihan?”tanya Sungmin lagi.
“Aku..Tadinya aku ingin menyelesaikan masalah ini sendiri.Aku tidak tega menyertakan Hyunra, sudah cukup ancaman Ye Eun membuatnya sedih.Aku hanya ingin Hyunra bahagia. Hyung, apa Kyu hyung ada di dorm?”tanya Jinki.
Sungmin mengangguk.“Ne!aku akan meneleponnya dan menyuruhnya kesini.”
Tidak lama kemudian, Kyuhyun tiba di cafeteria.Begitu melihat Jinki, amarahnya kemabli meletup.Dia langsung menyerang Jinki dengan memegang kerah baju hoobaenya itu.
“Kau!!!”hardik Kyu, tidak bisa mengontrol emosinya.
“Kyu! Kau dengarkan dulu penjelasannya! Jangan seperti ini…”cegah Sungmin.Perlahan Kyu menurukan tangannya.
“Kenapa kau melakukan ini pada Hyunra, Jinki-ah?Padahal aku percaya kalau kau tidak akan meladeni perempuan itu.”ujar Kyu.
Jinki menghela napas. “Hyung, aku memang tidak meladeni Ye Eun-sii.”
“Bohong! Jelas-jelas aku melihat kau pergi bersama dengannya…”
“Hyung!”potong Jinki.
“Hari itu aku memang pergi berdua dengan Ye Eun…” Lalu, Jinkipun menceritakan semuanya.
*                                                          *                                                          *
Pagi yang chaotic.Bahkan jam tujuh ini Hyunra sudah nongkrong di teras rumah yang ditempati oleh eomma dan adiknya di Belanda. Sambil sarapan dengan tuna sandwich with scrambled eggs plus chocogrande karena diingatnya dari kemarin ia belum makan dan sekarang kelaparan, ia menyalakan laptopnya dan langsung mendapatkan sebuah email dari…

Date : Wed, 5 Jul 2011 19:18:50
From : Ye Eun Park <wg.yenny@jypent.co.kr>
To   : Hyun Ra Hwang <protectivelyhwang@auction.kr>
Subect :J

Hyunra-ssi… Ini aku, Park Ye Eun.Still angry with me? I take it as yes since we met past. Aku sempat meneleponmu kemarin, but you always hang up my phone calls.
Ok..disini aku yang harus minta maaf. I’m very sorry for all the pain I’ve caused you. Pasti kau bertanya-tanya kenapa aku  jadi tiba-tiba seperti ini. Lemme tell you with to the point, onew menemuiku. Jujur saja, awalnya aku mengira kau memberitahunya perihal ancamanku dulu.Tapi ternyata aku sadar bahwa bukan kau yang memberitahunya karena ternyata dia mendengar percakapan kita. Dan kau tau apa yang Onew bilang yang membuat aku sadar kalau sampai kapanpun aku tidak bisa membuatnya berpaling padaku dan membencimu? He said, “Silahkan kau memberitahu media dan managementku tentang hubunganku dengan Hyunra kalau itu membuatmu senang. Tapi, satu yang harus kau ingat, aku tidak akan meninggalkan Hyunra walaupun dia mencoba membuatku membencinya. Kalau memang karirku adalah taruhannya, aku akan mempertaruhkannya demi keselamatn Hyunra. Tidak apa jika karirku hancur karena management memecatku. Tapi jangan kau pikir aku akan meninggalkan Hyunra dan membencinya.”
And yes, from now, I think I shouldn’t to persue Onew anymore setelah melihat ketulusan cinta kalian. Moreover, aku malu pada diriku sendiri. Kembalilah pada Jinki, aku akan mendukung kalian. Hmmm, do you thing we can be friends, Hyunra-ah? Yaa, I thing we can be really ARE friends J
Nite, Hyunra…
-yenny

*                             *                             *
Jinki sakit badan.
Sudah lama ia tidak duduk di pesawat semalaman begini. Pesawat Boeing-747 ini akhirnya mendarat di Schiphol Intrernational Airport , dan satu persatu penumpang mulai keluar. Ketika pertama kali Jinki menyembulkan kepalanya keluar dari pintu pesawat, ia langsung menyisir pandangannya sejauh mungkin, kemudian memakai sun glasess Oakley yang ia ambil dari ranselnya. Kemarin ia hanya packing seadanya, hasilnya kini ia Cuma menyandang ransel saja. Perlahan Jinki berjalan mencari taksi yang akan mengantarkannya pada cintanya J
*                                                          *                                                          *
Mungkin ia dan Jinki memang dilahirkan dalam dua dunia yang berbeda, tetapi bukankah dulu semua itu bukan penghalang bagi mereka? At least ketika mereka bersama, dan jauh dari lingkungan para teman selebritis Jinki, mereka bisa menjadi Hyunra dan Jinki yang sesungguhnya, seperti apa yang Jinki inginkan jika bersama Hyunra.
Distrust.Hyunra takut sekali pada kata itu.Kata yang begitu menguasai diri setiap manusia, mengubah sesuatu yang indah menjadi hancur berantakan, berserakan.Ia ingin menciptakan kebahagiaan dengan tangannya. Ia sadar kalau keputusannya meninggalkan Jinki tanpa berbicara apa-apa dengan namja yang sangat dicintainya itu merupakan kesalahan terbodoh yang ia lakukan. Ia sadar kalau mengamini perkataan Park Ye Eun adalah hal terbodoh yang ia lakukan. Tapi sekarang, dengan menerima e-mail dari perempuan itu, ia tahu bahwa ternyata Jinki memang tidak pernah membiarkan dirinya sendirian menghadapi hal yang terjadi kemarin. Kenyataannya, ia yang meninggalkan Jinki sendirian menghadapinya.
Saat ini, hatinya merindu.Ia kangen sekali dengan Jinki, dan yakin sekali mereka bisa menciptakan kebahagiaan dengan tangan ini.
Hyunra berjalan agak cepat menuju dapur, tempat dimana eomma-nya berada.
“Eomma, sepertinya aku akan kembali ke Korea lagi besok.”ujarnya mantap. Eomma menatapnya dengan lembut.“Eomma tahu cepat atau lambat kau akan kembali kesana dan menciptakan kebahagiaan kalian.”ujar eomma halus.
“Eomma…”ujar Hyunra lirih dan langsung memeluk eommanya erat. “Gomawoyo eomma… memang eomma yang paling mengerti aku…”
“Nah, kalau begitu, tolong belikan yang ada di daftar ini. Eomma akan memasak besar.” Eomma memberikan secarik kertas pada Hyunra yang isinya adalah bahan makanan.Sekilas, Hyunra membacanya. “Wah, eomma… Memangnya kita akan kedatangan tamu ya?”tanya Hyunra.
Eomma mengangguk.“Tamu istimewa!”
Tidak lama kemudian, Hyunra sudah siap menenteng keranjang ditangannya.
“Eomma!Aku pergi dulu yaa…”teriak Hyunra.
“Ne!hati-hati…”
Hyunra membuka pitu dan berjalan riang.Hatinya terasa ringan setelah mengetahui semua yang dahulu memenuhi pikirannya.Dia harus cepat-cepat meminta maaf pada Jinki. Tapi, she wants to tell it to his face! Tidak mau lewat telefon atau apapun itu. Tapi langkahnya terhenti ketika mendapati seseorang di depan pagar rumahnya, dengan siluet tinggi  tampak belakang, dengan ransel tersandang, dan tangan kanannya memegang longgar kaleng susu disisi pahanya.
Hyunra menutup mulutnya sambil menahan napas.Jantungnya serasa berdebar sepuluh kali lebih cepat. Tidak mungkin!
Rasa percaya diri yang tadi sudah terkumpul bulat, kini luruh perlahan dan tergantikan oleh malu.Oh my God… Oh my God! Maafin aku, Hyunra menangkup pelan mulutnya dengan telapak tangan kanan, membatin pelan, takut-takut Jinki mendengarnya.Maafin aku, Jinki-ah!
Perlahan, sangat pelan, Hyunra melangkah mundur tanpa balik badan. Namun, KREEEK! Hyunra tidak melihat ranting kering di belakangnya, dan terinjak begitu saja.
“Nugu?” reflex Jinki balik badan dan menemukan seseorang yang menjadi alas an utama dia meninggalkan pekerjaannya di Korea.
“E-eh, hai…” Hyunra kehabisan kata-kata, dan nuansa wajahnya semakin merah padam. Tidak tahu harus bagaimana mencurahkan perasaannya dalam serangkaian kalimat, sesimpel apapun itu, ia langsung balik badan dan bersiap-siap untuk lari.
“HEY!!” sesaat Jinki terpana karena dia tidak yakin dengan apa yang dilihatnya barusan. Sudah jauh-jauh dating dari Korea untuk menemuinya dan rela meninggalkan pekerjaannya demi yeojachingunya itu, tapi yang ada yeoja itu malah –lagi-lagi- kabur!!
Not in the world he would let it happen. Ever again!
Jinki langsung mengambil langkah kai secepat mungkin sebelum yeojachingunya itu masuk ke dalam rumah.
“Gotcha! No, you won’t bail!” ia berbisik pelan, ketika jemari tangan kanannya mencengkram pergelangan tangan Hyunra, menarikanya lurus ke belakang dengan keras sehingga punggung Hyunra menubruk dadanya.
“Jinki, lepas!”
“Over my dead body.”Jinki berbisik sambil nyengir.
Jinki menuntun Hyunra duduk di teras. “Aku mau penjelasan detail..”Jinki mengatur napasnya yang masih terengah-engah. “Atas semua ini…”
“Aku tidak perlu menjelaskan apa-apa!”seru Hyunra, egonya keluar.
Jinki memperhatikan sekeliling dan menemukan e-mail yang mencuri perhatiannya di laptop screen Hyunra yang masih menyala karena belum sempat Hyunra matikan tadi. Jinki tertawa pelan.
“Oh, do you? Huh?”namja ini membalasnya dengan santai setelah menemukan apa yang ia lihat. “Setelah aku menemukan e-mail ini, apa kau masih tidak perlu menjelaskan apa-apa?”tanyanya.
Hyunra merasakan semua aliran darahnya naik ke wajahnya. “Igot…” Hyunra memandangi wajah cowok namja didepannya. Tiba-tiba Jinki mengecup kening Hyunra, kecupan singkat di kening Hyunra yang terasa seperti seabad lamanya itu berakhir dengan manisnya.
“Kok, kamu –“
“Sssstt! Kamu tidak akan bertanya. Aku yang akan bertanya.”
Suara boyish namun mematikan Jinki ini membuat Hyunra langsung tutup mulut. “Why did you leave me secretly like this? Don’t you know if I feels so sadden? Tiba-tiba kamu pergi begitu saja tanpa menjelaskan apa-apa dan kamu bilang tidak perlu menjelaskan apa-apa? Oh c’mon chagiya… you really know if I really love you! Gak mungkin aku meninggalkanmu hanya karena misalnya kamu kedapatan berselingkuh dengan Sungmin hyung atau kamu bilang kamu tidak menyayangiku lagi. I know you so well, Hwang Hyunra!”
Mendengar semua itu, Hyunra langsung meloncat kea rah Jinki, membentangkan kedua tangannya untuk kemudian merangkul leher namja tersayangnya ini untuk kemudian merangkulnya dengan segenap perasaan yang ada.Yang selalu Hyunra tutupi dengan perasaan tenangnya, terselimuti oleh gengsi sebenarnya, harga diri, dan sikap snob-nya.
“Aku saying kamu, Jinki-ah.Selalu. Saranghaeyo…”
“Nado, chagi…”
* THE END *