sebelumnyaaaa...
Apartment
Soo Yun. Waktu yang sama.
“Gimana
aku gak marah coba, Yun-ah!? Jelas-jelas Jinki masuk dan pergi dengan Park Ye
Eun didepan mataku! Padahal, selama ini aku percaya bahwa Jinki tidak akan
meladeni wanitu itu! Makanya, sewaktu aku melihat Hyunra dan Minnie hyung
bercanda di taman, aku jadi berniat untuk mendekatkan mereka dan menyadarkan
Jinki kalau apa yang sudah dia perbuat itu salah.”tegas Kyuhyun.Dia baru
menceritakan kejadian beberapa hari yang lalu itu pada Soo Yun.
Di
belakangnya, Soo Yun terdiam, tidak menanggapi apa-apa. Aigooo Kyu, mianhe aku
tidak bisa menceritakan yang sebenarnya padamu.
“Apa
tidak akan apa-apa kalau kau mencampuri masalah mereka terlalu jauh begini?”Soo
Yun akhirnya buka suara juga.
“Hyunra
adalah adik kesayangku dan aku tidak terima kalau Jinki perbuat seperti itu
pada Hyunra.Enak saja dia main belakang dengan perempuan itu disaat Hyunra
sedang gelisah melihat berita yang sedang marak.Aku masih tidak percaya kalau
Jinki berbuat seperti itu.”sesal Kyu.
“Kenapa
harus marah? Tuh, liat… mukamu udah ribet duluan! Hehehee… Tapi kan kamu gak
sampai harus ikut campur sejauh ini, chagi…” Soo Yun merangkulnya hangat dari
samping.
“No,
dear… I’m not! Memang sudah seharusnya aku mencoba berbuat yang terbaik
menurutku untuk adik kesayanganku ini. Dan kau juga sebagai sahabatnya, pasti
tidak mau kan kalau sahabatmu itu sedih berkepanjangan? Akan lebih baik kalau
ada seseorang yang menemaninya.”Kyuhyun menjawab halus.
Soo
Yun akhirnya mengangguk pelan. Dia tidak mau kalo Hyunra menjalani ini semua
sendirian, tapi disisi lain dia juga tidak bisa membantu apa-apa. Mungkin ide
Kyuhyun ini bisa membuat Hyunra lebih baik. “Tapi, apa Minnie oppa tidak
apa-apa? Jadwal kalian kan juga sangat banyak. Apa tidak merepotkannya kalau
harus begini?”
Kyuhyun
menggeleng. “Aniyoo… Malah, aku merasa kalau dia senang sekali aku meminta
bantuannya.”
* * *
Sebelum
pulang setelah makan malamnya selesai, Hyunra membeli sekotak pastry untuk
Kyuhyun yang akan dititipkannya melalui Sungmin. Namun, Hyunra terkejut
mendapati sosok tegap yang berdiri membelakanginya, sama-sama mengantri untuk
membayar di kasir.
“Min-hoo…?”sapa Hyunra terbata.
Sosok yang menutupi mulutnya dengan syal tapi Hyunra
masih saja mengenalinya karena sudah dua tahun belakang ini hamper tiap hari
ditemuinya, berbalik badan dan, somehow, tersenyum manis kea rah Hyunra.
“Noona? Hey, apa kabar?”sapanya dengan halus.
“Baik,”jawab Hyunra.“Kau sendiri bagaimana?”
Minho mengangguk semangat.“Baik juga!Aigoooo, sudah
berapa lama kita tidak bertemu, noona?Rasanya sudah lama sekali.Kenapa sekarang
jarang sekali main ke dorm atau mengunjungi kami latihan?”
“Aku… aku sibuk!” jawab Hyunra gugup.
“Oh begitu ya?Pantas saja Onew hyung jarang bisa
menghubungimu. Sampai-sampai dia bertanya kalau yang jadi artis itu siapa!
Hahahaa… Noona kesini bareng siapa?”tanya Minho yang sukses membuat Hyunra
kaku. Tiba-tiba saja Sungmin memanggil Hyunra dan terjawablah pertanyaan Minho
tadi.
“Hyunra!Bisa kau kesini sebentar?”panggil Sungmin lagi masih
tidak sadar ada Minho disana.
Minho yang mendengarnya pun ikut menoleh dan raut
terkejutnya tidak bisa disembunyikan lagi. “Noonaa… Kau, kau bersama Sungmin
hyung?Kenapa?Bukankah tadi kau bilang sedang sibuk?Tapi kenapa kau malah berjalan-jalan
dengannya?Kenapa kalau kau punya waktu tidak mengunjui Onew hyung?Apa kau tidak
tahu kalau akhir-akhir ini Onew hyung selalu memikirkanmu? Selalu menunggumu
menghubunginya?Aku tidak percaya dengan apa yang aku lihat sekarang.”seru
Minho, tepat ketika Sungmin mendekati mereka.
“Oh ada Minho rupanya. Hai Minho!Beli kue juga?”sapa
Sungmin.
Minho hanya membungkuk kecil.“Noona, apa kau ada masalah
dengan Onew hyung?”tanya Minho lagi, tidak menggubris Sungmin.
Hyunra menghela napas berat.“Aku, aku sudah tidak
menyayangi hyungmu, Minho-ya.”ujar Hyunra terbata. Airmatanya sudah
merebak.Sungmin yang tidak tega melihatnya langsung merangkul Hyunra pelan
membuat Minho semakin membelakakan matanya yang sudah bulat itu.
“Noo-noona, kau bercanda kan?”seru Minho tidak percaya
dengan apa yang diucapkan Hyunra dan apa yang ia lihat.
“Mianhe Minho-ah, sepertinya kami harus segera
pulang.Annyeong!”pamit Sungmin sambil memapah Hyunra keluar dari toko kue,
meninggalkan Minho yang terbengong sendirian.
Dengan terburu-buru ia langsung membayar kue yang
dibelinya dan berlari menuju dorm yang letaknya memang tidak terlalu jauh dari
toko kue itu. Secepat kilat ia berlari sampai syal yang dipakainya untuk
penyamaran malam ini terlepas membuat yeoja-yeoja yang sedang berada di
sepanjang jalan yang Minho lewati histeris melihat sosok idolanya. Tapi Minho
tidak terpengaruh dan sepuluh menit kemudian ia sampai di dorm. Ia
hanya menemukan Jonghyun, Key, dan Taemin. Ia tidak melihat Onew.
“Hosh…
Hosh… Onew hyung, ke-kemana?”tanyanya langsung.
“Hey!
Kau kenapa?Nampak seperti yang sudah lari marathon saja!”ujar Jonghyun heran.
Minho masih saja ngos-ngosan dan Taemin memberinya segelas air minum.
“Minum dulu, hyung…”kata Taemin. “Onew hyung sedang di
kamarnya.Sepulang dari latihan drama musikalnya tadi dia langsung masuk.Tidur
kali…”lanjutnya.
Minho menggeser kursi meja makan dan langsung duduk.
“Tadi aku bertemu dengan Hyunra noona di toko kue…”
“Wah?Kenapa kau tidak mengajaknya kemari?Aku rindu
memasak dengannya.Sudah lama dia tidak kesini…”celetuk Key.
“Tapi,
dia bersama Sungmin hyung!”lanjut Minho membuat semua member disana terkejut.
“Jeongmal!?Kau
salah lihat mungkin, Minho-ya…”ujar Jonghyun.
“Aniyoo..Dia
yang menyapaku dan aku bahkan sempat mengobrol dengannya.Jadi tidak mungkin aku
salah lihat, hyung.Tapi kemudian, dia bilang sesuatu yang bikin aku benar-benar
shock!”ujar Minho sedikit pelan.
“Mwo?Mwo?Mwo?”tanya
Key penasaran.
“Dia bilang…”Minho melirik sebentar kea rah kamar, takut
hyung tertuanya mendengar. “Dia sudah tidak menyanyangi Onew hyung lagi.Makanya
dia tidak mengunjungi kita lagi dan tidak menghubungi Onew hyung lagi.”
“JONGMAL?”seru
Key tidak percaya. “Aaaahh—noona pasti bercanda!”
Minho
menggeleng.“Tidak, tidak!Dia terlihat sangat serius.”
“Lalu,
karena dia sudah tidak menyayangi Jinki, dia seenaknya jalan-jalan bersama
Sungmin hyung? Perempuan macam apa itu? Membiarkan Onew hyung bingung
memikirkannya karena sudah beberapa hari terakhir tidak bisa dihubungi tapi
sendirinya malah asyik berduaan dengan Sungmin hyung!”geram Jonghyun.
“Ya!
Hyung! Jangan sembarangan menuduh! Pasti ada alas an kenapa Hyunra noona pergi
dengan Sungmin hyung. Dan pasti ada alas an yang membuat Hyunra noona bilang
seperti itu. Tidakkah kau ingat berita yang marak akhir-akhir ini mengenai Onew
hyung? Menurutku, itu adalah alas an yang membuat noona seperti itu.”bela
Taemin.
“Iya hyung… Mungkin yang dibilang Taemin ada benarnya.
Kita sendiri kan tahu kalau Hyunra noona bukan orang yang seperti itu. Dua
tahun kita mengenalnya, hamper seumur SHINee! Dan tidak pernah sama sekali kita
melihat noona bertingkah aneh. Baru kali ini saja kan?”cerocos Key.
Jonghyun mengangguk-angguk.
“Aku rasa, Hyunra noona sedang tertekan.”celetuk Minho.
Key langsung menoleh. “Apa maksudmu?”
“Yah, aku merasa kalau noona sedang tertekan.”ulang
Minho.
“Waeyo, hyung?”tanya Taemin.
“Karena dia menangis.Sewaktu dia bilang hal itu padaku,
dia sambil menangis.Kalau memang kenyataannya noona sudah tidak menyayangi Onew
hyung lagi dan berpaling pada Sungmin hyung, kenapa dia menangis?”jelas Minho.
“Pasti ada sesuatu dibalik sesuatu.Kita harus mencari
taunya diam-diam!”ujar Jonghyun.
Taemin mengangguk semangat. Key langsung mengangkat
jempolnya.
“Untuk sementara, jangan sampai Onew hyung tahu masalah
ini. Ini adalah rahasia kita! Arraseyo??”ujar Key.
Semua member menyetujuinya.Tapi, tanpa mereka sadari,
Jinki mendengar semuanya dibalik selimutnya.
* * *
Hyunra
membuka perlahan pintu apartment Soo Yun.Ia disambut sahabatnya dengan ekspresi
wajah yang sedikit terlihat cemas, sedangkan ia sendiri terlihat seperti habis
menangis.
“Kau
kenapa?”tanyaSoo Yun khawatir.
“Gwenchanayo,
Soo Yun-ah. Aku hanya sedikit tidak enak badan dan kurang tidur.”jawab Hyunra.
“Benar
kau tidak apa-apa?Tapi, aku melihatnya ada apa-apa!”desak Soo Yun.
Hyunra
menggeleng. “Ne, naega gwenchanayo..Hmmm Soo Yun-ah, aku rasa, aku mau
mengambil cuti satu semester dulu.Aku akan mengunjungi eomma di Belanda dulu.”ujar
Hyunra tiba-tiba. Eommanya memang tinggal di Belanda.Setelah appa-nya
meninggal, Hyunra beserta eomma dan adiknya memutuskan untuk pindah ke Belanda,
dimana keluarga eommanya tinggal.
“Waeyo,
hyunra-ya?”
Hyunra
tersenyum kecil.“Aku hanya merindukan eomma dan adikku.Sudah lama ku tidak
bertemu dengan mereka.” Setitik air hampir meneters di pipinya, namun langsung
ia hapus. Ketika akan berkata-kata lagi, ponsel di tasnya bergetar. Setelah
memandangi monitor hp-nya sesaat, nomornya tidak ia kenal, Hyunra pun menekan
tombol reject. Hyunra memang orang yang tidak suka menerima telefon dari nomor
yang tidak ia kenal, ia lebih suka mereject dan menunggu sms dari nomor itu. Tidak
lama kemudian, ponselnya bergetar lagi. Lalu, ia menekan tombol reject lagi.
Begitu seterusnya sampai ponselnya tidak bergetar lagi.
“Nugu?”tanyaSoo
Yun penasaran karena dari tadi ia melihat Hyunra mereject telefon itu terus
menerus. Hyunra tidak menjawab.“Jinki?”tebaknya. Hyunra masih tidak menjawab.“Sudahlah
Hyunra-ah, kalau kau memang tidak bisa melakukannya, jangan kau teruskan. Lawan
si Park Ye Eun itu! Kau ini malah membuatnya semakin diatas angin tau!”kesal
Soo Yun.
Lagi-lagi
Hyunra tidak menjawab apapun.Hyunra juga tidak merespon sedikitpun.Soo Yun
menghela napas.
“Hhhhhh,
aku sedih melihatmu seperti ini Hyunra.Katakanlah padaku apa yang harus aku
lakukan agar kau tidak terlihat seperti ini?”
“Mianhe,
Soo Yun-ah. Aku tidak bermaksud membuatmu sedih.Aku juga minta maaf karena
telah membuatmu ikut memikirkan masalahku ini.Tapi, memang hanya ini yang bisa
kulakukan.Aku tidak ingin impian Jinki hancur hanya gara-gara Ye Eun
membocorkan hubungan kami.Biar aku yang menjauh dari Jinki dan
dunianya.Harusnya, dari awal aku tau kalau duniaku dan dunianya berbeda. Tapi,
kau jangan sekali-kali melakukan apa yang aku lakukan pada Kyu oppa ya!” ujar
Hyunra setengah bercanda.
“Aish, kau ini.Harusnya kau juga bilang seperti itu pada
dirimu sendiri. Dasar babo! Jadi, kapan kau akan berangkat?”Akhirnya Soo Yun
mengijinkan Hyunra pergi.
“Mungkin sore ini.Aku sudah mempersiapkan semuanya.”jawab
Hyunra.
* * *
“Kau kurusan sekarang.”ujar Kyuhyun. “You know what,
Jinki, di dunia ini Cuma ada dua macam laki-laki: si egois dan si bangsat. Dan
aku tau kau masuk kategori mana.”lanjutnya.
“You are, hyung!” Jinki tertawa pelan.“Soo Yun-ah,
gomawoyo sudah memberitahuku tentang Hyunra sekarang.”ujar Jinki sambil
membungkuk.
“Cheonmanayo Jinki-ah… Aku melakukan ini karena saying
pada kalian berdua.Walaupun sebenarnya aku masih jengkel terhadapmu yang
seenaknya mengambil keputusan tanpa memberitahu Hyunra. Kalau tidak kan mungkin
tidak akan kacau seperti ini. But, overall, aku bangga padamu Jinki-ah…” Soo
Yun tertawa kecil, mengingat cerita Jinki yang tadi ia dengar dari Kyu.
“Jinki,
ini print out dari e-tickets untuk flight malam ini. Untungnya appa-ku bisa
meminta bantuan temannya yang punya travel untuk memesankan tiket satu untukmu.Temanku
sudah mempersiapkan segalanya.Jadi, kau hanya tinggal berangkat saja malamini.Besok
pagi, kau sudah sampai ke Belanda.”ujar Sungmin sambil menyodorkan beberapa
lembar kertas putih.
“Jeongmal
gomawoyo, hyung!Aku tidak tahu harus bilang apa lagi…”ujar Jinki.
Sungmin
tersenyum. “Take it easy, buddy! Kau dan Hyunra bukan orang kemarin sore
buatku. We’ll figure out things together, ok?”
“Ne,
hyung! Kami akan bilang pada manajer hyung kalau kau sakit dan izin 3 hari
untuk pulang ke Gwangmeong. Tapi ingat ya hyung, kami Cuma bisa minta ijin 3
hari…”tekan Key.
“Jeongmal
gomawoyoooooo….”seru Jinki sambil loncat-loncat, memeluk satu persatu hyung dan
dongsaengnya, sangtae-nya keluar.
*flashback*
Jinki
langsung menyambar jaket dan kunci mobilnya yang terletak diatas meja. Para
dongsaeng yang terkejut atas ulah Jinki yang tiba-tiba itu sempat mencegah
Jinki dan menanyakan akan pergi kemana hyung-nya itu.
“Hyung!Kau
mau kemana?”tanya Minho sambil menarik lengan Jinki.
“Lepaskan aku!Aku harus bertemu dengan
Sungmin hyung…”jawab Jinki.
Key
berjalan perlahan kea rah Jinko. “Hyung…
Kau mendengar percakapan kami barusan?”
Jinki mengangguk.
“Aku pikir, kau tidak mendengarnya. Maafkan
kami hyung…”
“Gwenchanayo,
Kibum-ah… Maka dari itu, aku harus menemui Sungmin hyung sekarang. Aku akan
bertanya kenapa dan ada apa. Kalau aku diam saja, maka apa yang akan aku
lakukan akan sia-sia!”ujar Jinki.
“Memangnya kau akan melakukan apa,
hyung? Bukan bunuh diri
kan?”tanya Jonghyun asal.
“Dasar pabo!Memangnya aku sebodoh itu,
huh?Aku pergi sekarang!”pamit Jinki.
“Aaaaahh, aku ikut, hyung!”seru Minho.
“Aku juga!”Jonghyun mengintil dari
belakang.
“Taem, kau jaga rumah baik-baik ya,
nak!”
Tinggalah Taemin seorang diri menunggu
dorm yang sepi. Padahal, dia ingin ikut juga, mengetahui apa penyebab noona
tersayangnya itu berubah secepat kilat. Taemin sangat yakin kalau berita yang
sedang marak adalah pengganggu semua ini.Sementara itu, SUV putih yang
dikendarai Jinki sudah memasuki pelantara parkir dorm anak-anak Super
Junior.Jinki menelepon Sungmin dan memberitahunya kalau dia berada di parkiran
dan ingin membicarakan sesuatu. Tak lama kemudian,Sungmin turun lalu
mengajaknya ke cafetari ayang letakya masih satu arena dengan dorm.
Terbongkarlah semuanya. Ancaman Ye
Eun, Kyuhyun yang memergoki Jinki pergi berdua dengan Ye Eun dan membuat
Kyuhyun mencoba mendekatkan Hyunra dengan Sungmin. Jinki langsung terlihat lemas
mendengar semuanya.
“Jadi Minho-ya, semuanya hanya salah
paham saja. Aku tidak mungkin merebut Hyunra dari Jinki karena aku tau dia
sangat menyayangi Jinki.Aku juga…”Sungmin terdiam sebentar.”Aku juga sudah
menganggap Hyunra seperti adik sendiri.”lanjutnya.
“Mianhe, hyung.Aku hanya kaget melihat
kalian berduan keluar bersama.”sesal Minho.
Sungmin mengangguk. “Gwenchanayo… Aku
mengerti.”
“Aku harus segera menemui Kyu hyung
dan menjelaskan semuanya.Apa yang ia lihat itu tidak seperti yang ia pikirkan.
Aku sudah tau Ye Eun mengancam Hyunra!”ujar Jinki.
“Mwo!?Kau sudah tahu?”tanya Sungmin
kaget. Jinki mengangguk.“Lalu kenapa kau diam saja tidak melakukan apapun dan
membiarkan Hyunra larut dalam kesedihan?”tanya Sungmin lagi.
“Aku..Tadinya aku ingin menyelesaikan
masalah ini sendiri.Aku tidak tega menyertakan Hyunra, sudah cukup ancaman Ye
Eun membuatnya sedih.Aku hanya ingin Hyunra bahagia. Hyung, apa Kyu hyung ada
di dorm?”tanya Jinki.
Sungmin mengangguk.“Ne!aku akan
meneleponnya dan menyuruhnya kesini.”
Tidak lama kemudian, Kyuhyun tiba di
cafeteria.Begitu melihat Jinki, amarahnya kemabli meletup.Dia langsung
menyerang Jinki dengan memegang kerah baju hoobaenya itu.
“Kau!!!”hardik Kyu, tidak bisa
mengontrol emosinya.
“Kyu! Kau dengarkan dulu
penjelasannya! Jangan seperti ini…”cegah Sungmin.Perlahan Kyu menurukan
tangannya.
“Kenapa kau melakukan ini pada Hyunra,
Jinki-ah?Padahal aku percaya kalau kau tidak akan meladeni perempuan itu.”ujar
Kyu.
Jinki menghela napas. “Hyung, aku
memang tidak meladeni Ye Eun-sii.”
“Bohong! Jelas-jelas aku melihat kau
pergi bersama dengannya…”
“Hyung!”potong Jinki.
“Hari itu aku memang pergi berdua
dengan Ye Eun…” Lalu, Jinkipun menceritakan semuanya.
* * *
Pagi
yang chaotic.Bahkan jam tujuh ini Hyunra sudah nongkrong di teras rumah yang
ditempati oleh eomma dan adiknya di Belanda. Sambil sarapan dengan tuna
sandwich with scrambled eggs plus chocogrande karena diingatnya dari kemarin ia
belum makan dan sekarang kelaparan, ia menyalakan laptopnya dan langsung mendapatkan
sebuah email dari…
Date : Wed, 5 Jul 2011 19:18:50
From : Ye Eun Park <wg.yenny@jypent.co.kr>
To : Hyun Ra Hwang
<protectivelyhwang@auction.kr>
Subect :J
Hyunra-ssi… Ini aku, Park Ye Eun.Still angry with me? I take it as
yes since we met past. Aku sempat meneleponmu kemarin, but you always hang up
my phone calls.
Ok..disini aku yang harus minta maaf. I’m very sorry for all the pain
I’ve caused you. Pasti kau bertanya-tanya kenapa aku jadi tiba-tiba seperti ini. Lemme tell you
with to the point, onew menemuiku. Jujur saja, awalnya aku mengira kau
memberitahunya perihal ancamanku dulu.Tapi ternyata aku sadar bahwa bukan kau
yang memberitahunya karena ternyata dia mendengar percakapan kita. Dan kau tau
apa yang Onew bilang yang membuat aku sadar kalau sampai kapanpun aku tidak
bisa membuatnya berpaling padaku dan membencimu? He said, “Silahkan kau
memberitahu media dan managementku tentang hubunganku dengan Hyunra kalau itu
membuatmu senang. Tapi, satu yang harus kau ingat, aku tidak akan meninggalkan
Hyunra walaupun dia mencoba membuatku membencinya. Kalau memang karirku adalah
taruhannya, aku akan mempertaruhkannya demi keselamatn Hyunra. Tidak apa jika
karirku hancur karena management memecatku. Tapi jangan kau pikir aku akan
meninggalkan Hyunra dan membencinya.”
And yes, from now, I think I shouldn’t to persue Onew anymore setelah
melihat ketulusan cinta kalian. Moreover, aku malu pada diriku sendiri.
Kembalilah pada Jinki, aku akan mendukung kalian. Hmmm, do you thing we can be
friends, Hyunra-ah? Yaa, I thing we can be really ARE friends J
Nite, Hyunra…
-yenny
* * *
Jinki sakit badan.
Sudah lama ia tidak duduk di
pesawat semalaman begini. Pesawat Boeing-747 ini akhirnya mendarat di Schiphol Intrernational
Airport , dan satu persatu penumpang mulai keluar.
Ketika pertama kali Jinki menyembulkan kepalanya keluar dari pintu pesawat, ia
langsung menyisir pandangannya sejauh mungkin, kemudian memakai sun glasess
Oakley yang ia ambil dari ranselnya. Kemarin ia hanya packing seadanya,
hasilnya kini ia Cuma menyandang ransel saja. Perlahan Jinki berjalan mencari
taksi yang akan mengantarkannya pada cintanya J
* * *
Mungkin ia dan Jinki memang dilahirkan dalam dua
dunia yang berbeda, tetapi bukankah dulu semua itu bukan penghalang bagi
mereka? At least ketika mereka bersama, dan jauh dari lingkungan para teman
selebritis Jinki, mereka bisa menjadi Hyunra dan Jinki yang sesungguhnya,
seperti apa yang Jinki inginkan jika bersama Hyunra.
Distrust.Hyunra takut sekali pada kata itu.Kata
yang begitu menguasai diri setiap manusia, mengubah sesuatu yang indah menjadi
hancur berantakan, berserakan.Ia ingin menciptakan kebahagiaan dengan
tangannya. Ia sadar kalau keputusannya meninggalkan Jinki tanpa berbicara
apa-apa dengan namja yang sangat dicintainya itu merupakan kesalahan terbodoh
yang ia lakukan. Ia sadar kalau mengamini perkataan Park Ye Eun adalah hal
terbodoh yang ia lakukan. Tapi sekarang, dengan menerima e-mail dari perempuan
itu, ia tahu bahwa ternyata Jinki memang tidak pernah membiarkan dirinya
sendirian menghadapi hal yang terjadi kemarin. Kenyataannya, ia yang
meninggalkan Jinki sendirian menghadapinya.
Saat ini, hatinya merindu.Ia kangen sekali
dengan Jinki, dan yakin sekali mereka bisa menciptakan kebahagiaan dengan
tangan ini.
Hyunra berjalan agak cepat menuju dapur, tempat
dimana eomma-nya berada.
“Eomma, sepertinya aku akan kembali ke Korea
lagi besok.”ujarnya mantap. Eomma menatapnya dengan lembut.“Eomma tahu cepat
atau lambat kau akan kembali kesana dan menciptakan kebahagiaan kalian.”ujar
eomma halus.
“Eomma…”ujar Hyunra lirih dan langsung memeluk
eommanya erat. “Gomawoyo eomma… memang eomma yang paling mengerti aku…”
“Nah, kalau begitu, tolong
belikan yang ada di daftar ini. Eomma akan memasak besar.” Eomma memberikan
secarik kertas pada Hyunra yang isinya adalah bahan makanan.Sekilas, Hyunra
membacanya. “Wah, eomma… Memangnya kita akan kedatangan tamu ya?”tanya Hyunra.
Eomma mengangguk.“Tamu
istimewa!”
Tidak lama kemudian, Hyunra
sudah siap menenteng keranjang ditangannya.
“Eomma!Aku pergi dulu
yaa…”teriak Hyunra.
“Ne!hati-hati…”
Hyunra membuka pitu dan
berjalan riang.Hatinya terasa ringan setelah mengetahui semua yang dahulu
memenuhi pikirannya.Dia harus cepat-cepat meminta maaf pada Jinki. Tapi, she wants to tell it to his face! Tidak
mau lewat telefon atau apapun itu. Tapi langkahnya terhenti ketika mendapati
seseorang di depan pagar rumahnya, dengan siluet tinggi tampak belakang, dengan ransel tersandang,
dan tangan kanannya memegang longgar kaleng susu disisi pahanya.
Hyunra menutup mulutnya sambil menahan
napas.Jantungnya serasa berdebar sepuluh kali lebih cepat. Tidak mungkin!
Rasa percaya diri yang tadi sudah terkumpul
bulat, kini luruh perlahan dan tergantikan oleh malu.Oh my God… Oh my God!
Maafin aku, Hyunra menangkup pelan mulutnya dengan telapak tangan kanan,
membatin pelan, takut-takut Jinki mendengarnya.Maafin aku, Jinki-ah!
Perlahan, sangat pelan,
Hyunra melangkah mundur tanpa balik badan. Namun, KREEEK! Hyunra tidak
melihat ranting kering di belakangnya, dan terinjak begitu saja.
“Nugu?” reflex Jinki balik
badan dan menemukan seseorang yang menjadi alas an utama dia meninggalkan
pekerjaannya di Korea.
“E-eh, hai…” Hyunra
kehabisan kata-kata, dan nuansa wajahnya semakin merah padam. Tidak tahu harus
bagaimana mencurahkan perasaannya dalam serangkaian kalimat, sesimpel apapun
itu, ia langsung balik badan dan bersiap-siap untuk lari.
“HEY!!” sesaat Jinki
terpana karena dia tidak yakin dengan apa yang dilihatnya barusan. Sudah
jauh-jauh dating dari Korea untuk menemuinya dan rela meninggalkan pekerjaannya
demi yeojachingunya itu, tapi yang ada yeoja itu malah –lagi-lagi- kabur!!
Not in the world he would let it happen. Ever
again!
Jinki langsung mengambil langkah kai secepat
mungkin sebelum yeojachingunya itu masuk ke dalam rumah.
“Gotcha! No, you won’t bail!” ia berbisik pelan,
ketika jemari tangan kanannya mencengkram pergelangan tangan Hyunra,
menarikanya lurus ke belakang dengan keras sehingga punggung Hyunra menubruk
dadanya.
“Jinki, lepas!”
“Over my dead body.”Jinki berbisik sambil
nyengir.
Jinki menuntun Hyunra duduk di teras. “Aku mau
penjelasan detail..”Jinki mengatur napasnya yang masih terengah-engah. “Atas
semua ini…”
“Aku tidak perlu menjelaskan apa-apa!”seru
Hyunra, egonya keluar.
Jinki memperhatikan sekeliling dan menemukan
e-mail yang mencuri perhatiannya di laptop screen Hyunra yang masih menyala
karena belum sempat Hyunra matikan tadi. Jinki tertawa pelan.
“Oh, do you? Huh?”namja ini membalasnya dengan
santai setelah menemukan apa yang ia lihat. “Setelah aku menemukan e-mail ini,
apa kau masih tidak perlu menjelaskan apa-apa?”tanyanya.
Hyunra merasakan semua aliran darahnya naik ke
wajahnya. “Igot…” Hyunra memandangi wajah cowok namja didepannya. Tiba-tiba Jinki mengecup
kening Hyunra, kecupan singkat di kening Hyunra yang terasa seperti seabad
lamanya itu berakhir dengan manisnya.
“Kok, kamu –“
“Sssstt! Kamu tidak akan
bertanya. Aku yang akan bertanya.”
Suara boyish namun
mematikan Jinki ini membuat Hyunra langsung tutup mulut. “Why did you leave me secretly like this? Don’t
you know if I feels so sadden? Tiba-tiba kamu pergi begitu saja tanpa menjelaskan
apa-apa dan kamu bilang tidak perlu menjelaskan apa-apa? Oh c’mon chagiya… you
really know if I really love you! Gak mungkin aku meninggalkanmu hanya karena
misalnya kamu kedapatan berselingkuh dengan Sungmin hyung atau kamu bilang kamu
tidak menyayangiku lagi. I know you so well, Hwang Hyunra!”
Mendengar semua itu, Hyunra langsung meloncat
kea rah Jinki, membentangkan kedua tangannya untuk kemudian merangkul leher
namja tersayangnya ini untuk kemudian merangkulnya dengan segenap perasaan yang
ada.Yang selalu Hyunra tutupi dengan perasaan tenangnya, terselimuti oleh
gengsi sebenarnya, harga diri, dan sikap snob-nya.
“Aku saying kamu, Jinki-ah.Selalu. Saranghaeyo…”
“Nado, chagi…”